Saking cintanya dengan Pramuka, Bambang Pamungkas (20) rela meninggalkan pekerjaannya sebagai manajer operasional di sebuah supermarket di Sleman.
"Saya kepikiran Pramuka terus," ucapnya kepada Tribun Jogja di kampus UII Jumat (31/12/2010).
Ketua Dewan Kerja Kwartir Cabang Pramuka Sleman periode 2009-2014 ini juga mengaku sering dimarahi sang Ibu lantaran tidak punya waktu untuk keluarga.
Namun, seiring berjalannya waktu, sang ibu akhirnya memaklumi profesi anaknya. "Sekarang sudah tidak pernah ditanya lagi kalau sudah berseragam cokelat (seragam pramuka)," kenangnya sambil tersenyum.
Melihat berkurangnya anak muda yang berpartisipasi dalam Gerakan Pramuka, Bambang pun merasa heran. "Padahal banyak yang bisa dimanfaatkan dari Pramuka, ya materi maupun jaringannya," ucap lulusan SMK Muhammadiyah Pakem ini.
Ia berpendapat, minimnya kader Pandega seumurannya dikarenakan orang sebayanya malu mengenakan seragam Pramuka. "Dikira masih seperti anak kecil," tambahnya.
Namun lelaki bertubuh tinggi ini masih optimistis terhadap perilaku anak muda saat ini. "Nantinya mereka akan tersadar akan bermanfaatnya materi Pramuka dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Menurutnya, jaringan Pramuka yang luas menjadi salah satu faktor yang membuatnya betah menjalankan organisasi Pramuka.
"Banyak peluang yang bisa diciptakan dari Pramuka ini," ucap lelaki yang ingin merintis bisnis melalui jaringan Pramuka ini.
Ia mengaku sempat terkagum-kagum melihat alumni pramuka yang saat ini berprofesi sebagai profesor maupun bekerja di instansi pemerintah.
"Jaringan ini bisa menjadi pertimbangan pandega untuk merintis masa depan," tambahnya.
Sumber : Tribun News