Selain persoalan air besih dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) yang kurang layak di Bumi Perkemahan Jamnas IX, sebagian peserta juga mengeluhkan sayuran yang layu bahkan tak layak konsumsi.
Peserta dari Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, dan Maluku sampai berunjuk rasa ke kantor bupati perkemahan (penanggung jawab kegiatan perkemahan). Mereka menuntut menu natura khususnya sayuran agar diperhatikan. Lantaran, menurut peserta, natura yang dibagikan tidak layak untuk dikonsumsi, Senin (4/7).
Menurut pembina pendamping (Bindam) Tulang Bawang Lampung Agus Wahyono, menu natura yang diterima kontingennya sejak hari pertama tidak ada yang segar. Selain itu, sayur yang dibagikan panitia tidak sebanding dengan jumlah peserta yang ada di tenda. Sebab itu, Agus berharap panitia memerhatikan menu natura ini.
“Kami datang ke sini untuk meminta agar menu natura sayur yang diberikan oleh panitia diganti karena tidak layak untuk dikonsumsi,”kata Agus sambil memerlihatkan secuil sayur kubis ke wartawan. Tidak hanya sayur yang dikritik, juga mie instan yang disediakan panitia tidak layak.
Menurut informasi, aksi unjuk raja kontingen dari Lampung ini, karena beberapa kali mengadu ke RT dan RW serta kelurahan perkemahan tapi tidak digubris.
“Saya sudah beberapa kali memberitahukan kepada RT, RW dan Kelurahan perkemahan. Namun, tidak ada tanggapan positif. Sebab itu, kami menghadap bupati perkemahan agar secepatnya diperhatikan,” tegas Agus.
Sebagai ungkapan protes, mie instan yang mereka dapat dihambur-hamburkan di halaman kantor bupati. Tidak lama kemudian, perwakilan dari bindam itu, diterimah oleh Satpol PP OKI, Pratama Suryadi.
Mereka minta dipertemukan dengan bupati perkemahan H Abdul Shobur. Peserta menunggu beberapa jam karena bupati perkemahan tidak berada di tempat. Shobur berada di hotel.
“Adik pramuka ini ikut Jamnas membayar sebesar Rp 500 ribu per orang. Tapi, kami di sini hanya diberi makan mie instan dan sayur busuk,”tegas Agus.
Setelah diterima oleh Shobur secara berangsur peserta pun meninggalkan halaman bupati dan pulang ke tenda masing-masing.
“Keluhan peserta kita terima namun peserta hendaknya bersabar karena panitia mengurusi ribuan peserta yang semuanya harus dilayani dengan baik,” kata Shobur.
Terpisah, Bindam asal Padang Pariaman Nurhami SPd (53) didampingi pesertanya mengatakan, jiwa pramuka tak akan lepas dilubuk hatinya.
“Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan. Anak Pramuka dituntut tidak cengeng,” katanya.
Sumber :tribunnews.com