Ambon – Ratusan peserta Perkemahan Wirakarya (PW) X Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) se-Indonesia tahun 2011, melakukan karya bhakti membersihkan Gereja Maranatha-Ambon, Selasa (22/11).
Perwakilan peserta dari 51 PTAI yang mengikuti PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia tersebut terlihat bersemangat selama hampir dua jam bekerja bersama-sama membersihkan halaman Gereja Maranatha.
Salah seorang pendamping peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia, Khairun Patty kepada Siwalima disela-sela karya bhakti tersebut, mengatakan, kegiatan yang dilakukan di Gereja Maranatha tersebut, merupakan bhakti sosial pertama yang dilakukan para peserta setelah event dua tahunan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nazaruddin Umar di Bumi Perkemahan Al-Mulk, Kompleks Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Senin (21/11).
“Karya bhakti dipusatkan di dua sarana ibadah, yaitu Gereja Maranatha dan Masjid Alfatah karena menjadi simbol simbol kerukunan antarumat beragama di Kota Ambon dan Provinsi Maluku,” kata Khairun Patty yang juga dosen pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pare-Pare, Sulawesi Selatan ini.
Menurutnya, kegiatan tersebut selain sebagai salah satu program yang dilaksanakan selama PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia berlangsung, juga dimaksudkan untuk menjalin kebersamaan dan persaudaraan antara mahasiswa dari berbagai PTAI di Indonesia dengan masyarakat setempat.
“Kami juga ingin mengajak para peserta dari berbagai daerah untuk memaknai kebersamaan, toleransi dan persaudaraan antarumat beragama yang tercipta di Ambon dan Maluku serta menjadi salah satu contoh kerukunan di tanah air,” katanya.
Selain karya bhakti di Gereja Maranatha dan Masjid Alfatah, ratusan peserta juga melakukan pembersihan sarana dan jaringan air bersih di kawasan Kahena dan Air Besar, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon serta penyuluhan tentang kesehatan masyarakat di sejumlah lokasi.
Agen Perdamaian
Salah satu peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia, Satria Wilopo dari STAIN Purwokerto mengaku sangat senang bisa mengikuti karya tersebut. “Karya bhakti seperti ini sangat luar biasa karena kita bukan saja membersihkan masjid, namun juga gereja. Melalui kegiatan seperti ini kita bisa amalkan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka,” ungkap Satria kepada Siwalima disela-sela karya bhakti tersebut.
Satria mengatakan, saat dirinya bersama-sama rekan-rekannya dari STAIN Purwokerto mempersiapkan diri mengikuti PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia ternyata sempat terpengaruh oleh berita-berita tentang situasi dan kondisi keamanan sebagaimana yang diberitakan di media-media televisi nasional.
“Namun sejak kita tiba di Ambon, Sabtu (19/11) lalu, ternyata kehidupan warga Kota Ambon berbeda dengan pemberitaan-pemberitaan di televisi. Semula kita takut, namun setelah tiba ternyata tidak seheboh yang ada di televisi,” katanya.
Satria juga mengatakan, dirinya bersama-sama dengan 17 rekannya dari STAIN Purwokerto ingin sekali mengunjungi Pantai Namalatu yang terletak di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. “Sebelum kita berangkat ke Ambon kita sudah cari informasi melalui internet menyangkut pantai-pantai di Ambon yang indah dan kita tertarik untuk mengunjungi Pantai Namalatu,” katanya.
Senada dengan Satria, peserta lainnya, Umi Fitriana dari IAIN Raden Intan Bandar Lampung juga mengaku senang bisa terlibat dalam karya bhakti bersama-sama peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia membersihkan Gereja Maranatha.
“Saya maupun rekan-rekan saya dari IAIN Raden Intan Bandar Lampung sangat senang bisa mengikuti karya bhakti. Ini menunjukkan ada ikatan solidaritas yang tinggi diantara kebhinekaan warga Indonesia,” ungkap Umi kepada Siwalima disela-sela karya bhakti tersebut.
Dikatakan, sebelum berangkat ke Ambon memang ada rasa takut apalagi pemberitaan menyangkut situasi dan kondisi keamanan Kota Ambon di media-media televisi sangat menakutkan. “Namun setelah tiba di Ambon ternyata sangat berbeda. Kita bahkan sempat jalan-jalan ke pasar membeli perlengkapan dan kebutuhan perkemahan dan ternyata masyarakat Ambon sangat ramah,” katanya.
Satria Wilopo dan Umi Fitriana juga berjanji setelah kembali ke daerah asalnya masing-masing akan mengkampanyekan Kota Ambon yang telah aman dan damai. “Setelah pulang nanti kita bisa langsung jelaskan situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon yang sebenarnya,” kata Umi sembari menambahkan dirinya bersama rekan-rekannya sangat tertarik untuk mengunjungi Pantai Natsepa sebelum kembali ke Lampung.
Khitanan Massal
Peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia juga menggelar aksi sosial khitanan massal di Puskesmas Air Besar (Arbes), Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Selasa (22/11).
“Tadi sebenanya ada 70 anak yang mendaftar namun kita sudah lakukan khitanan terhadap 30 anak,” kelas Kepala Puskesmas Arbes, Yusda Tuharea kepada Siwalima disela-sela kegiatan tersebut.
Dijelaskannya, kegiatan khitanan massal tersebut akan dilakukan selama dua hari berturut-turut.
Sementara itu, salah satu Panitia Seksi Acara PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia, Taufik Talib yang ditemui di lokasi khitanan massal turut membenarkan bahwa antusiasme masyarakat sangat banyak sehingga ada juga yang dari luar daerah Arbes.
“Memang sasaran kegiatannya untuk warga kawasan Arbes, tetapi memang ada juga warga yang berasal dari luar Arbes juga yang datang mendaftar,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menunjang pelaksanakan kegiatan khitanan massal tersebut, pihaknya turut melibatkan puluhan peserta PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia.
PW X Gerakan Pramuka PTAI se-Indonesia yang akan berlangsung hingga 30 November tersebut diikuti 2.000 peserta dari 51 PTAI se-Indonesia serta 29 perguruan tinggi non Islam, perwakilan Kwartir Cabang (Kwarcab) se-Maluku serta sejumlah Gugus Depan (Gudep) di Pulau Ambon.
Perkemahan yang pertama kali digelar tahun 1990 oleh IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan nama KKN (Kemah Kerja Nyata) dan akhirnya menjadi agenda dua tahunan itu, juga dihadiri Rektor PTAI dari seluruh Indonesia.