Rumah darurat untuk para korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat yang merupakan dibuat oleh Pramuka Peduli Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Salah satu penerima rumah darurat, Leni, mengaku bahagia dan menyampaikan terima kasih karena telah dibangunkan rumah darurat yang akan ditinggali bersama keluarganya, rumah darurat yang dibuatnya berukuran 3 meter X 4 meter.
Kwartir Nasiona Pramuka ingin membangun 1000 rumah darurat untuk korban gempa Lombok. Karena terkendala masalah dana dan tenaga relawan dari Pramuka, pihaknya baru bisa membuat 7 rumah darurat.
Pramuka Peduli Kwartir Nasional mengajak masyarakat dan anggota Gerakan Pramuka di mana pun berada agar tidak berhenti membantu. Warga korban gempa Lombok sangat membutuhkan uluran tangan semua pihak, utamanya dalam upaya pemulihan.
Andalan Nasional Urusan Abdimasgana ini dibantu oleh 12 relawan dari Ubaloka Kwarda Jawa Tengah, 7 relawan dari Kwarcab Kota Bekasi, 4 relawan dari Cijantung Jakarta Timur, 2 relawan Kwarcab Jakarta Barat, dan sekitar 20 relawan dari Kwarcab Lombok Utara. Mereka tiada henti membangun rumah-rumah darurat dan fasilitas lainnya.
Selain rumah darurat, Pramuka juga telah membangun sekolah darurat, masjid sementara, MCK darurat, tongkat penyanggah tubuh untuk korban patah tulang dan kursi roda untuk korban yang sedang pemulihan patah tulang.
Pramuka juga telah membangun pipa air sepanjang 4 kilometer dan 5 kilometer dari sumber mata air ke rumah warga tiga dusun, di Celebung, Kabupaten Lombok Utara.
Sekolah darurat yang dibangun tersebut terletak di SDN 3 Bentek, Dusun Selelos, Desa Persiapan Selelos, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Ruang sekolah darurat untuk anak-anak korban gempa Lombok ini terbuat dari tenda pleton ukuran 4 meter X 12 meter. Sekolah darurat itu memiliki 11 guru dan 126 murid.
Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/pramuka-bangun-tujuh-rumah-darurat-buat-korban-gempa-lombok.html