Semarang – Selama ini kegiatan Pramuka identik dengan pembinaan cinta alam dan survival skill (keahlian bertahan hidup). Ternyata, ada kegiatan lainnya di Pramuka, yaitu pembentukan dan pengembangan wadah Satuan Karya Pramuka Pariwisata atau Saka Pariwisata. Diharapkan pramuka bisa menjadi Duta Wisata dan menyebarkan prinsip Sapta Pesona. Merekapun juga dibekali ketrampilan menjadi pemandu wisata yang baik, namun tetap dengan teknik pelatihan Pramuka.
Bakri, Direktur Pembedayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Ungaran, Semarang mengatakan dari aspek penyuluhan bagaimana peran pramuka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di tempat wisata untuk tertib, bersih, sejuk, indah sehingga meninggalkan kenangan.
“Dari segi pemanduan wisata bagaimana menciptakan suasana ramah. Mereka pun diajari bagaimana menjadi pemandu wisata yang baik bagi wisatawan, tentunya dengan tata cara dan teknik kepramukaan. Tetap menggunakan tata cara Pramuka namun dengan materi pelatihan kepariwisataan, bagimana mereka menerapkan di tempat-tempat umum dan lokasi wisata yang berpegang pada prinsip Sapta Pesona,” ujar Bakri saat sosialisasi dan pembinaan program Sapta Pesona pada sejumlah Saka Pariwisata di Ungaran, Semarang, Selasa (19/06/2012).
“Ini juga untuk mengembangkan bakat dan kemampuan mereka, sehingga bisa mendorong geliat pariwisata di daerah mereka masing-masing,” tambah Bakri.
Saka Pramuka, jelas Bakri, menjadi wadah pendidikan bagi anggota Pramuka untuk mengembangkan keterampilan di bidang pariwisata. Tiga hal yang meliputi Saka Pramuka adalah Krida Penyuluh Pariwisata, Krida Pemanduan Wisata, dan Krida Kuliner Wisata. Ketiga hal tersebut diharapkan dapat mendukung dan menyukseskan program Sadar Wisata yang meliputi prinsip Sapta Pesona yaitu Aman, Tertib, Bersih, Ramah, Sejuk, Indah, dan Kenangan Terakhir.
Saka Pramuka siap menjadi Duta Wisata demi kemajuan pariwisata Indonesia.
Selain itu, ungkap Bakri, pembinaan tersebut juga dimaksudkan agar para anggota dapat menjadikan pariwisata sebagai pilihan profesi mereka di masa depan. “Siapa tahu ada anggota yang tidak mampu, sehingga tidak mampu melanjutkan kuliah ke jenjang universitas. Tapi dengan keterampilan pariwisata yang mereka miliki, mereka menopang diri bekerja di bidang pariwisata,” jelas Bakri.
Ia menjelaskan pembinaan keterampilan bagi anggota Pramuka bisa saja berupa menjadi wirausaha di bidang pariwisata ataupun jasa seperti menjadi pemandu wisata. Karena itu, anggota pramuka bisa menjadi duta wisata untuk mengembangkan dan mempromosikan tempat Wisata di daerah masing-masing, termasuk juga desa Wisata.
Kedepan mereka tidak hanya mendapat pelatihan menjadi pemandu wisata tapi juga berhak mendapat sertifikat jasa pemandu wisata, tentunya dengan standarisasi nasional. Dengan harapan mereka bisa gunakan kedepannya untuk wirausaha ataupun bekerja.
Sumber : ultimoparadiso