PANGKALAN BUN - Anggota Pramuka ikut turun
tangan membantu kelancaran operasi Operasi pencarian pesawat Air Asia QZ 8501.
Seperti yang
dilakukan oleh Nurul Fauziati (16) dan Mar'atus Sholikah (16), dua
anggota Pramuka dari Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Siang itu,
keduanya nampak berdiri di depan poster besar bertuliskan "Posko Utama
Pencarian AirAsia Pangkalan Bun".
Nurul, yang mengenakan
kerudung biru tua dengan cekatan mengambil beberapa botol bekas yang
tergeletak dekatnya. Sedangkan Sholikah yang berkerudung merah jambu
terlihat memegangi sebuah kantong hitam besar untuk tempat sampah.
Keduanya beralih dari satu botol ke botol lain. Dari satu puntung rokok,
ke puntung lainnya.
Sholikah dan Nurul tak sendiri, di sudut
lain ruangan ada Hidayat (17 tahun), sedang membereskan kursi yang
berantakan, usai digunakan oleh para awak pers yang bertugas.
Hidayat,
Nurul, dan Sholikah duduk di kelas 2 SMA di Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah. Ketiganya tergabung dalam Pramuka Dirgantara, sebuah
kelompok kepanduan yang diajarkan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun,
Kalimantan Tengah.
Keberadaan mereka di tengah hiruk-pikuk posko
pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 bukan tanpa tujuan. Mereka
bertugas membantu segala urusan non teknis yang perlu dilakukan dengan
cepat.
"Entah itu bersih-bersih, nyiapin tempat sholat, sampai ikut angkat jenazah," ujar Hidayat kepada Republika, Ahad (4/1).
Hidayat
mengaku bangga menjadi bagian dari tim yang berada di garis depan dalam
proses evakuasi korban AirAsia QZ8501. Senada dengan Hidayat, Nurul
mengaku bangga karena tidak semua siswa SMA sepertinya memiliki akses
untuk masuk ke dalam posko AirAsia QZ8501.
Siswi kelas 2 di SMK 1
Pangkalan Bun ini, justru senang karena bisa mendapat info terbaru dari
operasi evakuasi korban AirAsia QZ8501 ini. "Saya senang bisa mendekat
ke Helikopter. Belum lagi bisa tahu update dari korban yang ditemukan,"
katanya.
Nurul mengaku, total ada 15 anggota Pramuka Dirgantara
yang ikut membantu dalam proses evakuasi ini. Nurul dan anggota lainnya
mulai bertugas selepas pukul 1 siang, setelah mereka pulang dari sekolah
mereka. Meski terlihat lelah, mereka masih sigap membantu kegiatan di
posko Lanud Iskandar.
Nurul, Hidayat, Sholikah, dan yang lainnya
mungkin hanya mengerjakan pekerjaan sepele. Namun apa yang telah mereka
lakukan sangat bermanfaat bagi seluruh tim yang bekerja bahu membahu
dalam upaya evakuasi dan pencarian korban AirAsia QZ8501.
Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/05/nho19r-pramuka-juga-ikut-membantu-operasi-pencarian-pesawat-air-asia