Brastagi, Pelatihan Penanggulangan Bencana regional skala nasional, yang diadakan Kwartir Daerah Sumut di
Hotel Horison Brastagi Kabupaten Karo, Kamis (13/11). Kegiatan dimulai
12-16 Nopember, dibuka oleh Sekretaris Jendral Kwartir Nasional (Kwarnas), Drs Yudi Suyoto.
Dikatakan, program Gerakan Pramuka Indonesia tanggap bencana mesti cetak peserta didik berkemampuan. Penanggulangan bencana efektif lewat Pramuka, sebabnya pelatihan penanggulangan bencana skala nasional 2014 diadakan.
Reaksi cepat pramuka (abdi masgana) yang sudah terlatih tangani bencana maksimal, dapat membantu daerah-daerah rentan terjadi bencana, baik longsor, banjir dan gunung meletus.
Momennya, penting pelatihan diadakan di Kwartir Daerah Sumut mengambil lokasi daerah Karo, merupakan langkah aktualisasi nantinya peserta didik.
Diingatkan, Karo daerah kondisi bencana erupsi Sinabung sejak Nopember 2013 hingga kini, menyebabkan kurang lebih 32 ribu warga di empat kecamatan harus mengungsi, sebagian besar pengungsi telah kembali pulang ke desa masing-masing dan 3875 jiwa masih berada di pengungsian, merupakan tempat yang cocok aktualisasi ilmu dan keterampilan yang didapat peserta didik gerakan aksi cepat kebencanaan pramuka.
Dalam pelatihan penanggulangan bencana regional asupan materi muatan, menegemen bencana, komunikasi bencana, firs aids, life solving, out bound dan simulasi bencana, hal yang baik bekal peserta melakukan langkah reaksi cepat tanggap bencana sesuai standar operasional prosedur, setelah selesai pelatihan di daerah masing-masing atau di lokasi bencana itu.
Bukan Teori
Bukan sekadar teori, tapi 50 peserta didik dari 10 perwakilan provinsi Kepri, Riau, Aceh, Jambi, Bengkulu, Sumbar, Bangka Belitung, Sumsel, dan Sumut, terdiri penegak dan pandega turut ambil bagian dalam pelatihan akan terjun langsung dihadapkan pada masalah sesungguhnya di lokasi bencana.
Pramuka dididik dari kecil, harus mandiri dan ditanamkan sifat kepedulian tinggi, diharap jadi roda berputarnya gerakan sosial berhubung dengan kemanusiaan. Pramuka reaksi cepat rencana suport dapur umum, khusus pengungsi, kata Yudi Suyoto didampingi Asisten Kwarnas, Ilham Achmad.
Ketua panitia, dr Aris Yudhariasyah mengatakan, pelatihan diikuti 50 peserta, 20 penegak, 30 pandega dari 10 provinsi masing-masing setiap daerah mengirimkan dua perwakilan. Untuk Sumut, peserta yang mengikuti kegiatan dari 17 kabupaten/kota.
Narasumber pelatihan, Drs Boedi Oetomo,Adila Yusnita SH MKn, Achmad Mardiyanto, Kurnia Bakti, dan Andi Facri.
Ketua Kwartir Daerah Sumut harian, Nurdin Lubis juga berpesan, pramuka merupakan organisasi memiliki visi dan misi luhur, dengan hadirnya peserta untuk pendidikan, maksud lain selain menimba ilmu dan keterampilan, seterusnya peserta akan dibawa ke lokasi pengungsian dan diharapkan ilmu didapat selama pendidikan bisa tersalur di daerah masing-masing.
Plt Bupati Karo diwaikili staf ahli, Tenang Surbakti meminta pramuka bisa menyumbangkan pemikiran dan ilmu membantu masyarakat, khususnya pengungsi demi bangkitnya optimisme pengungsi dan kemajuan Kabupaten Karo.
Sumber : http://analisadaily.com/news/read/kwartir-pramuka-gelar-pelatihan-penanggulangan-bencana/81613/2014/11/15
Dikatakan, program Gerakan Pramuka Indonesia tanggap bencana mesti cetak peserta didik berkemampuan. Penanggulangan bencana efektif lewat Pramuka, sebabnya pelatihan penanggulangan bencana skala nasional 2014 diadakan.
Reaksi cepat pramuka (abdi masgana) yang sudah terlatih tangani bencana maksimal, dapat membantu daerah-daerah rentan terjadi bencana, baik longsor, banjir dan gunung meletus.
Momennya, penting pelatihan diadakan di Kwartir Daerah Sumut mengambil lokasi daerah Karo, merupakan langkah aktualisasi nantinya peserta didik.
Diingatkan, Karo daerah kondisi bencana erupsi Sinabung sejak Nopember 2013 hingga kini, menyebabkan kurang lebih 32 ribu warga di empat kecamatan harus mengungsi, sebagian besar pengungsi telah kembali pulang ke desa masing-masing dan 3875 jiwa masih berada di pengungsian, merupakan tempat yang cocok aktualisasi ilmu dan keterampilan yang didapat peserta didik gerakan aksi cepat kebencanaan pramuka.
Dalam pelatihan penanggulangan bencana regional asupan materi muatan, menegemen bencana, komunikasi bencana, firs aids, life solving, out bound dan simulasi bencana, hal yang baik bekal peserta melakukan langkah reaksi cepat tanggap bencana sesuai standar operasional prosedur, setelah selesai pelatihan di daerah masing-masing atau di lokasi bencana itu.
Bukan Teori
Bukan sekadar teori, tapi 50 peserta didik dari 10 perwakilan provinsi Kepri, Riau, Aceh, Jambi, Bengkulu, Sumbar, Bangka Belitung, Sumsel, dan Sumut, terdiri penegak dan pandega turut ambil bagian dalam pelatihan akan terjun langsung dihadapkan pada masalah sesungguhnya di lokasi bencana.
Pramuka dididik dari kecil, harus mandiri dan ditanamkan sifat kepedulian tinggi, diharap jadi roda berputarnya gerakan sosial berhubung dengan kemanusiaan. Pramuka reaksi cepat rencana suport dapur umum, khusus pengungsi, kata Yudi Suyoto didampingi Asisten Kwarnas, Ilham Achmad.
Ketua panitia, dr Aris Yudhariasyah mengatakan, pelatihan diikuti 50 peserta, 20 penegak, 30 pandega dari 10 provinsi masing-masing setiap daerah mengirimkan dua perwakilan. Untuk Sumut, peserta yang mengikuti kegiatan dari 17 kabupaten/kota.
Narasumber pelatihan, Drs Boedi Oetomo,Adila Yusnita SH MKn, Achmad Mardiyanto, Kurnia Bakti, dan Andi Facri.
Ketua Kwartir Daerah Sumut harian, Nurdin Lubis juga berpesan, pramuka merupakan organisasi memiliki visi dan misi luhur, dengan hadirnya peserta untuk pendidikan, maksud lain selain menimba ilmu dan keterampilan, seterusnya peserta akan dibawa ke lokasi pengungsian dan diharapkan ilmu didapat selama pendidikan bisa tersalur di daerah masing-masing.
Plt Bupati Karo diwaikili staf ahli, Tenang Surbakti meminta pramuka bisa menyumbangkan pemikiran dan ilmu membantu masyarakat, khususnya pengungsi demi bangkitnya optimisme pengungsi dan kemajuan Kabupaten Karo.
Sumber : http://analisadaily.com/news/read/kwartir-pramuka-gelar-pelatihan-penanggulangan-bencana/81613/2014/11/15