SARMI – Kepengurusan kwartir cabang (Kwarcab)
gerakan pramuka Kabupaten Sarmi masa bakti 2013-2018 yang diketuai oleh
Ny. Fransina Padwa Manibor, S.Pd., secara resmi dilantik oleh Bupati
Kabupaten Sarmi, Drs. Mesak Manibor, M.MT.
Setelah dirinya dilantik
sebagai ketua majelis pembimbing cabang (Kamabicab) gerakan pramuka
Kabupaten Sarmi periode 2013-2018 beserta pengurus lainnya untuk masa
bakti yang sama oleh Ketua Kwartir Daerah (Kakwarda) gerakan pramuka
Papua, Alex Hesegem, S.E., di Aula Kantor Bupati Sarmi, (20/11) kemarin.
Dalam
arahannya, Alex Hesegem menyampaikan bahwa, pelantikan Bupati Sarmi,
Drs. Mesak Manibor, M.MT., sebagai Kamabicab adalah sesuai dengan agenda
dan permintaan yang disampaikan oleh Kwarda gerakan pramuka Papua. Dan
hal tersebut merupakan tradisi dalam gerakan pramuka, dimana setiap
orang yang terpilih menjadi bupati maupun gubernur, pramuka melantik
majelis pembimbing daerah (Mabida) dan mabicab sesuai dengan
undang-undang kepramukaan.
“Kami masih punya pekerjaan rumah (PR)
lagi, dimana beberapa kabupaten baru harus kami lantik ketua dan anggota
pengurusnya. Persyaratannya kita di kwarda harus meminta kesediaan,
sehingga apabila bersedia, maka kita akan bersama-sama menyusun
kepengurusannya untuk dilakukan pelantikan. Dan Puji Tuhan karena hari
ini (kemarin, red) sekaligus kita juga bisa melantik kepengurusan
kwarcab. Dan untuk kepengurusan kwarda akan dilantik tahun depan, dan
kami akan meminta kesediaan pak gubernur untuk dilantik menjadi mabida,
yang pelantikannya akan dilakukan oleh kwarnas dari Jakarta,” tutur
Kakwarda.
Dikatakan, hal tersebut sudah menjadi tradisi yang berlaku dalam
Kepramukaan, dalam hal bekerja sama dengan pemerintah daerah di seluruh
Indonesia. Dan Perlu adanya kerja sama dengan pemerintah daerah telah
tertuang dalam undang-undang kepramukaan, dimana untuk kepengurusan
kwartir nasional (Kwarnas), pembimbing nasional adalah presiden bersama
para menteri, kemudiaan di daerah adalah gubernur, bupati dan walikota.
“Hal
ini sangat penting karena sasaran tugas kita yaitu membina dan
membentuk karakter anak bangsa dimana saja kita berada. Anak bangsa ini
mulai dari usia anak-anak hingga dewasa, namun dalam perjalanan kita
sudah banyak yang usianya tua tapi masih aktif di pramuka karena mereka
memiliki semangat jiwa muda. Dan tugas utama pramuka adalah
mempersiapkan anak bangsa yang mempunyai moral, mempunyai iman, taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berilmu dan berteknologi tinggi, itu
idealnya,” ujar Hesegem.
Akan tetapi, lanjutnya, kenyataan yang kita
hadapi di Indonesia, khususnya di Papua, generasi muda sifatnya labil
mengikuti perkembangan jaman, artinya kalau ikut perkembangan yang bagus
maka akan menjadi orang yang bagus, tetapi kalau ikut perkembangan yang
tidak bagus maka orang tersebut akan mengikuti perkembangan lingkungan
yang tidak bagus, seperti pergaulan bebas, pesta narkoba, sex bebas yang
mengakibatkan terjangkitnya penyakit yang mematikan seperti HIV/AIDS.
“Tugas
pramuka untuk merekrut dari anak-anak, pemuda, sehingga nantinya
menjadi pelopor untuk mengajarkan orang tentang hidup yang lebih baik,
hidup yang sopan, hidup yang pancasilais, hidup yang agamais, hidup yang
negarawan, dan menjadi berkat untuk orang tua, berkat untuk lingkungan,
berkat untuk masyarakat, dan berkat untuk bangsa dan Negara. Ini
merupakan pendidikan, pembentukan karakter anak bangsa, dan ini yang
sangat penting untuk dilakukan oleh pemerintah. Dan disinilah sangat
penting pramuka menjadi partner pemerintah daerah, sehingga secara
bersama-sama mengarahkan kepada generasi muda untuk sama-sama melakukan
pembangunan, sama-sama memelihara hasil pembangunan, dan sama-sama
menikmati hasil pembangunan yang dicapai,” ujarnya lagi.
Dikatakannya
juga, bahwa pramuka telah merevitalisasi undang-undang kepramukaan di
Indonesia. Untuk itu, pemerintah daerah harus ikut memberi dukungan
karena anggaran untuk kegiatan pramuka tersedia. Dan perlu dilakukan
karena dalam pramuka ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk anak-anak,
yaitu dalam bentuk perkemahan, dalam bentuk diskusi, dalam bentuk
ceramah, dalam bentuk kampanye tentang cara hidup yang lebih baik di
kalangan pemuda, dan hal-hal tersebut di luar pendidikan.
“Khusus
untuk sekolah, dengan telah direvitalisasinya undang-undang kepramukaan,
maka yang sedang kita pikir dan kita ingin mendorong kepengurusan baru
kwarnas untuk bisa berjuang agar negara ini menyediakan anggaran khusus
untuk pramuka, mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah-daerah. Kita
sama-sama meminta agar disediakan pada APBN sehingga program pembinaan
terhadap anak-anak lewat kegiatan pramuka dapat ditangani secara baik,”
jelasnya.
Dalam dunia pendidikan, tambahnya lagi, pramuka dimasukan
dalam kegiatan muatan lokal yang tidak hanya bersifat formal tetapi juga
informal, sehingga kegiatan pramuka bisa dihidupkan kembali di
sekolah-sekolah lewat gugus depan (Gudep) yang dibentuk, kemudian di
laporkan kepada kwarcab sehingga kwarcab dapat melakukan kerja sama
dengan kepala sekolah. Dan kwarcab juga harus bekerja sama dengan dua
lembaga yang menangani pramuka, yakni dinas pemuda dan olahraga, serta
dinas pendidikan dan pengajaran, dalam menyusun program kerja yang
mengarah pada pembinaan generasi muda, mulai dari tingkat anak-anak, SD,
SMP, SMA, hingga kepada jambore-jambore yang lebih besar.
“Saya
percaya behwa kegiatan pramuka di Kabupaten Sarmi bukanlah hal yang
baru, karena kakak-kakak yang baru dilantik dalam pengurusan mabicab dan
kwarcab sering sekali saya bertemu di kwarda, sering bertemu juga pada
kegiatan perkemahan-perkemahan. Untuk itu, saya berharap dengan
dilantiknya pak bupati sebagai ketua mabicab baru, maka semua yang sudah
dilantik sudah bisa melaksanakan program-program yang berkaitan dengan
kegitan pramuka,” pinta kakwarda.
Sementara itu, Ketua Mabicab
Gerakan Pramuka Kabupaten Sarmi, Drs. M. Manibor, M.MT., dalam
sambutannya disampaikan bahwa, pelantikan yang telah dilakukan adalah
merupakan suatu sejarah baru, meskipun pada waktu-waktu sebelumnya
pernah dilakukan hal yang sama untuk kepengurusan kwarcab sebelumnya.
Dan Pemerintah wajib memberikan dukungan, baik dalam bentuk bantuan
moril maupun finansial guna menggerakan dan menghidupkan organisasi
kepramukaan, agar pembinaan yang dilakukan dapat berjalan sesuai harapan
masyarakat dan pemerintah.
“Agar pembinaan dapat berjalan dengan
baik dan tidak terkesan “tiba akal tiba masa”, dimana program yang
dibuat bersifat asal-asalan sehingga tidak dapat menyelesaikan
persolan-persoalan pada generasi muda saat ini. Dan persoalan-persoalan
yang dimaksudkan adalah seperti penyakit-penyakit sosial, penyalahgunaan
oba-obat terlarang, minuman keras, seks bebas, hamil muda, perkelahian
massa atau tawuran antar pelajar. Hal-hal ini yang mengakibatkan
generasi muda telah terdegradasi moralnya, dimana yang muda tidak lagi
menghormati yang tua, murid tidak lagi menghormati guru, dan masih
banyak lagi penyakit-penyakit lainnya yang melanda anak-anak remaja kita
saat ini, beber Manibor.
Menurutnya, pendidikan kepramukaan dapat
dicapai dengan dua hal, yaitu pertama, mengupayakan pendidikan
kepramukaan menarik bagi para siswa dengan menyediakan pembina yang
handal, melengkapi gugus depan dengan berbagai sarana dan prasarana
kepramukaan, serta menyediakan dana operasional gugus depan. Kedua,
mengupayakan lingkungan sekolah mendorong perkembangan pendidikan
kepramukaan. Antara lain dengan memasukan pelaksanaan pendidikan
kepramukaan dalam akreditasi sekolah, memasukan aktifitas guru pada
penilaian kinerja tahunan, serta memperhitungkan keterlibatan murid
dalam kegiatan kepramukaan.
“Kepada pengurus kwartir cabang dan
kwartir ranting serta para Pembina gerakan pramuka di Kabupaten Sarmi,
saya menghimbau agar kiranya dapat secara bersama-sama meningkatkan
kualitas gugus depan sebagai wahana pendidikan dalam pembentukan
karakter generasi anak bangsa,”pungkas Manibor.
Sumber : http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/item/10822-pengurus-mabicab-dan-kwarcab-pramuka-sarmi-dilantik