Sebagai sebuah struktur gerakan sumber daya manusia (SDM) terbesar kedua setelah Palang Merah Indonesia (PMI) di tanah air, Gerakan Pramuka segera membentuk Tim Reaksi Cepat Siaga Bencana.
Tim Reaksi Cepat tersebut akan berfungsi mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penanggulangan bencana di seluruh Indonesia, kata Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Bidang Abdi Masyarakat dan Siaga bencana, Marsekal Madya Eris Heriyanto di Jakarta, Sabtu.
"Kita akan membuat semacam 'center' (pusat) yang nanti berfungsi untuk memperlancar komunikasi saat proses penanggulangan bencana berlangsung, sehingga tim reaksi cepat yang terbetuk 2011 ini diharapkan juga dapat bergerak cepat saat dibutuhkan," katanya saat menyampaikan Program Kerja 2011 Bidang Abdi Masyarakat dan Siaga Bencana dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka 2011.
Ia mengatakan, Gerakan Pramuka memang tidak memiliki cukup kemampuan dalam hal finansial, namun Pramuka merupakan struktur gerakan informal terbesar kedua setelah PMI di Indonesia. Karena itu, Pramuka yang strategis untuk mendukung BNPB dalam penanggulangan bencana di berbagai pelosok di Indonesia guna menolong masyarakat.
Tim reaksi cepat akan dibentuk di tingkat Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, hingga Kwartir Cabang. Kwartir Cabang akan menjadi ujung tombak dari tim reaksi cepat karena dianggap paling mengetahui kondisi lapangan di setiap daerah.
"Kwartir Cabang ini juga harus memiliki Unit Siaga Bencana yang memiliki posko-posko yang tahu pasti kondisi lapangan. Saya harap ini bisa terbentuk dan berjalan dengan komprehensif," ujarnya. Wakil Ketua Kwarnas yang juga merupakan Sekjen Kementerian Pertahanan ini menjelaskan bahwa pembentukan "center" sekaligus Tim Reaksi Cepat Siaga Bencana tersebut merupakan bagian dari program kerja Gerakan Pramuka Bidang Abdi Masyarakat dan Siaga Bencana tahun 2011, dan akan terus dibicarakan lebih lanjut untuk mematangkannya.
Masih terkait dengan penanggulangan bencana, ia menambahkan bahwa pada 2011 ini pula diharapkan akan rampung 2.000 buku pedoman yang akan menjadi petunjuk teknis (juknis) bagi Pramuka dalam menghadapi bencana.
Tidak hanya itu saja, akan ada pelatihan-pelatihan untuk penanggulangan bencana dengan sebutan siaga komunitas. Petunjuk teknis yang akan dituangkan dalam bentuk buku dan dicetak sebanyak 2.000 buah tersebut juga diuji coba dalam berbagai kesempatan. Juga termasuk diuji coba dalam latihan bersama penanganan bencana forum regional atau ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DIREX) di Manado, Sulawesi Utara, yang diselenggarakan sejak 14 hingga 20 Maret 2011.
"Kita ikutsertakan adik-adik dari kwartir, ada perwakilan dari 20 negara terlibat dalam pelatihan tesebut, begitu pula berbagai pemangku kepentingan dari dalam negeri terlibat dalam pelatihan penanggulangan bencana tersebut. Karena itu kami harap juknis tersebut teruji dan buku pedoman dapat segera dicetak," ujarnya.
Rakernas Gerakan Pramuka 2011 yang mengangkat tema Pemantapan Pemahaman Undang-Undang Gerakan Pramuka Demi Terwujudnya Satu Pramuka Untuk Satu Indonesia itu sedianya dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng. Hadir pada acara tersebut seluruh jajaran Gerakan Pramuka termasuk Ketua Kwarnas Prof Dr Azrul Azwar.
Sumber : analysadaily.com