JAMBI - Sementara pemeriksaan Sadin berlangsung
tadi pagi, ratusan massa menggelar aksi unjuk rasa antikorupsi di berbagai
tempat dalam Kota Jambi. Aksi serentak ini memang bertepatan dengan perayaan
Hari Antikorupsi Internasional 2013 yang jatuh setiap 9 Desember. Di Kejati,
massa mendesak penyidik menuntaskan kasus Pramuka.
“Kami meminta untuk memberikan
shock therapy kepada para koruptor di Jambi. Sehingga mereka meneteskan air
mata. Jika perlu dihukum mati. Tidak ada penangguhan penahan kepada tersangka
kasus korupsi, dan tetapkan tersangka. Siapa pun itu," tukas salah seorang
pendemo.
Aksi diikuti beberapa anak kecil.
“Tolong usut tuntas kasus korupsi, Pak, tuntaskan kasus korupsi," ujar Apri
Ananda, salah seorang anak kecil yang diminta berorasi
Selain Apri, ada belasan pelajar
berpakaian Pramuka membawa sejumlah spanduk berisi imbauan agar Kejati berani
memberantas korupsi. “Pemerintah harus bisa memberikan contoh kepada generasi
dan pelajar di Jambi untuk tidak melakukan korupsi. Kalau kejati tidak tegas
mengusutkan kasus korpsi, jadi apo negara ini," teriak salah satu pelajar.
"Kami generasi Pramuka di
Jambi meminta agar kasus Pramuka diusut tuntas," sebut salah seorang
pendemo lagi.
Tidak jauh dari Kejati, unjuk rasa
dilakukan di simpang Bank Indonesia (BI). Aksi antara lain dilakukan oleh
puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) serta mahasiswa dan aktivis LSM yang
tergabung dalam Sorak (Solidaritas Masyarakat Jambi Antikorupsi).
Semuanya menyuarakan satu tuntutan:
berantas korupsi di Jambi. Selain orasi, aksi dilakukan dengan menggelar
musikalisasi puisi dan mengusung karangan bunga dengan tulisan: “Turut Berduka
Cita Atas Matinya Hukum di Jambi”. Mereka juga mendesak kejaksan menuntaskan
kasus dana bencana di Kerinci dan Merangin.
Koordinator aksi dari FPI, Abdul
Hamid Armindo, juga menyuarakan hukuman mati bagi koruptor. “Semua kasus korupsi harus diselesaikan tanpa
pilih kasih,” tambahnya. Akibat aksi unjuk rasa ratusan orang itu, Jalan A Yani
menjadi macet. Polisi lalu lintas pun dibuat
sibuk mengatur pengguna jalan.
Di Polda Jambi, puluhan massa yang
tergabung di dalam Forum Bersama (Forbes) 9 LSM Jambi menuntut polisi serius
mengusut kassus-kasus korupsi. Selain berorasi, mereka juga membagikan stiker
dan pin berisi imbauan antikorupsi kepada para pengguna jalan. Bunyinya, antara
lain “Jangan biarkan korupsi merajai, membunuh rakyat".
Koodinator lapangan (korlap) aksi
ini, Hendri Erizon, meminta keseriusan
polisi dalam mengusut kasus korupsi pengadaan laptop SMA Titian Teras dengan
tersangka mantan Kepala Dinas Pendidikan Idham Chalid dan beberapa orang
lainnya.
Sumber : harianjambi.com/berita-unjuk-rasa-antikorupsi-desak-usut-kasus-pramuka.html