Salah
satu putusan penting dalam Munas Gerakan Pramuka di Kupang, Nusa
Tenggara Timur (NTT), yang berakhir 5 Desember 2013, adalah pengesahan
Saka Pramuka Pariwisata.
Pengesahan itu merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 27 Februari 2012 tentang peningkatan
kemampuan dan kapasitas anggota Pramuka di bidang pariwisata.
"Perkawinan antara Kementrian Pariwisata dengan Gerakan Pramuka (GP)
harus dapat menghasilkan karya karya positif untuk kemajuan bangsa ini.
Salah satunya Gerakan Pramuka dapat berpartisipasi aktif dalam
pengembangan pariwisata, khususnya mengimplementasikan Sapta Pesona dan
Sadar Wisata" kata Kak Amaroso Katamsi, mantan Wakil Ketua Kwarnas, di
sela-sela Musyawarah Saka di Kupang, 3-5 Desember lalu.
Musyawarah Saka yang merupakan salah satu mata acara Dukungan Munas
menghadirkan narasumber Amaroso Katamsi, Dirjen Pengembangan Destinasi
Pariwisata (PDP) Kemenparekraf Ir Firmansyah Rahim, MM, dan Plh Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTT Jehalu Andreas, MSi.
Sejumlah perwakilan Kwartir Daerah (Kwarda) ikut aktif memberikan
masukan, seperti Jateng, Bali, NTT, dan Kaltim. Ini mengingat Saka
Pariwisata merupakan saka yang baru disahkan. Salah satu kegiatan yang
mencuat ke permukaan adalah kemah wisata.
Kemah wisata akan memberi pembekalan peserta tentang kepariwisataan
seperti informasi mengenai tempat pariwisata, pengetahuan mengenai
kuliner di daerah wisata yang dikunjungi dan cara memandu untuk
keperluan pariwisata.
Dalam kemah wisata juga akan diajarkan nilai-nilai Sapta Pesona yakni aman, tertib, bersih, ramah, sejuk, indah, dan kenangan.
Tahapan
Pernyataan tokoh senior Kwarnas Kak Amaroso tentang perkawinan
Kemenparekraf dan Gerakan Pramuka, langsung disambut antusias oleh
Kemenparekraf.
Kak Firmansyah Rahim menegaskan, sejak adanya MoU setahun lalu,
pihaknya sudah punya tiga krida yang siap dikembangkan para anggota
Pramuka, yaitu krida pemandu wisata, krida penyuluh pariwisata, dan
krida kuliner.
"Nantinya, kita memberi keterampilan kepada anggota Pramuka bagaimana
menjadi pemandu wisata, pengembangan kuliner, serta penyuluhan sadar
wisata. Modul-modul sudah kita susun karena kegiatan Pramuka dengan
kepariwisataan mempunyai banyak kesamaan," kata Kak Firman.
Pada tahap ini memang baru tiga krida yang digarap, yakni pemandu,
penyuluh, dan kuliner. "Ketiga krida tersebut diharapkan dapat memberi
keterampilan dan peningkatan kapasitas anggota Pramuka yang akan menjadi
bekal bagi dirinya dalam kegiatan kepramukaan untuk kemajuan negara,"
katanya.
Nantinya, Kemenparekraf juga mengembangkan pada krida lainnya.
Misalnya, informasi dan teknologi, ekonomi kreatif. Kegiatan Pramuka
yang penuh dengan kreativitas cocok dikembangkan pada kegiatan-kegiatan
yang akrab dengan kepemudaan.
"Anggota Pramuka punya banyak kreativitas, bisa kita latih dan arahkan.
Misalnya, di bidang seni, kita bisa arahkan pada seni pertunjukan. Kita
juga punya ekonomi kreatif, IT, dan masih banyak lagi," kata Kak
Firman.
Sehari sebelumnya, anggota Majelis Pembimbing Nasional Muhammad Nuh dan
Roy Suryo juga memberi pengarahan yang menginspirasi Saka Pramuka
Pariwisata. Kak Roy Suryo (Menpora) menekankan bagaimana agar Pramuka
makin diminati anak muda.
"Gerakan Pramuka harus melakukan rebranding dan reframing (pembaruan)
agar gerakan ini terus disukai. Dengan rebranding, GP terus up to date
(diperbarui) dan melalui reframing, GP punya orientasi yang jelas yakni
merah putih," kata mantan anggota DPR itu.
Sedangkan Kak Muhammad Nuh (Mendikbud) dalam pesannya mengatakan ada 52
juta pelajar yang membutuhkan pendidikan Pramuka. "Karena itulah,
hal-hal yang diputuskan dalam munas harus menghasilkan hal-hal strategis
mengenai langkah-langkah pembinaan yang dibutuhkan, yaitu membentuk
manusia berkarakter yang bisa menghadapi berbagai tantangan zaman," kata
Kak Muhammad Nuh.
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=340151
0 komentar:
Posting Komentar