Buku Pramuka Boyman

Kedai Atribut Pramuka Scout Addict Kediri menyediakan buku materi Pramuka Boyman 1 dan Boyman 2.

Tenda Dome Arei Outdoor

Kedai Pramuka Scout Addict menyediakan berbagai Tenda Dome Arei Outdoor kapasitas 2 dan 4 orang.

Aneka Produk Loreng Pramuka

Kedai Pramuka Scout Addict menyediakan berbagai macam produk berbahan kain Loreng Pramuka. Produk kami antara lain : Jaket, Celana, Rompi, Topi, dll.

Aneka Produk Logam Cor

Produk atribut perlengkapan Pramuka berkualitas dari Kedai Pramuka ScoutAddict Kediri

Pelayani Pemesanan Pin, Gantungan Kunci, ID Card

Kedai Pramuka Scout Addict juga melayani pemesanan pin, gantungan kunci, Id Card, dll untuk kegiatan maupun souvenir.

Dokumentasi Pengiriman

Dokumentasi dari pesanan yang pernah kami kirimkan. Kami pernah mengirim pesanan dari Aceh sampai Papua.

Jumat, 30 Agustus 2013

Anak Pramuka Tetap Berinteraksi dan Kreatif

BANGKA-- Ketua Kwartir Cabang Pramuka Pangkalpinang H Abu Bakar membuka Pesta siaga dan lomba tekhnik kepramukaan. Dalam, peringatan HUT ke 52 RI, Kwarcab Pramuka Pangkalpinang mear berbagai tangkai lomba antara lain teknik ke pramukaan, Bendera Semafur  dan memasukan bola dalam keranjang.

Ketua Kwarcab Pramuka Pangkalpinang H Abu Bakar menjelaskan lomba tekhnik kepramukaan kegiatan rutin yang dilakukan dalam Pramuka. Menurutnya, Gerakan Pramuka Saka Wira Kartika Kodim 0413 Bangka satuan karya untuk membentuk watak karakter.

"Seperti layaknya bintang-bintang yang tinggi dilangir menerangi bumi pertiwi. Bangsa," ungkap Kapten Inf Suyono Ketua Harian Saka Wra Kartika Kodim 0413 Bangka seijin Kamabi Saka Dandim 0413 Bangka Letkol ARM Rudi Setiawan, ditemui Bangkapos.com, Kamis (29/8/2013).

Dijelaskan Suyono, Saka Wira Kartika hasil kesepakatan bersama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan TNI Khususnya TNI Angkatan Darat. 

Hal ini sudah kesepakatan bersama Mendagri, Menteri Pertahanan, Mendiknas, Menag, Kemenpora dan Kwarnas Gerakan Pramuka.

Sumber : http://bangka.tribunnews.com/2013/08/29/anak-pramuka-tetap-berinteraksi-dan-kreatif

Senin, 26 Agustus 2013

13.000 orang Bakal Meriahkan HUT Pramuka di Bantul

BANTUL—Sebanyak 13.000 orang bakal memeriahkan hari jadi ke-52 Pramuka di Lapangan Trirenggo, Bantul, Rabu (28/8/2013). 

Selain dimeriahkan oleh anggota Pramuka tingkat SD hingga SMA, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan organisasi Karang Taruna juga bakal menyemarakkan acara ini.

Sejumlah acara di antaranya senam semaphore dan senam lalu lintas bakal ditampilkan. Senam semaphore diisi siswa dari SMK Kelautan Sanden, sedangkan senam lalu lintas dari Saka Bhayangkara Polres Bantul.

Ketua pelaksana perayaan HUT ke-52 Pramuka, yang juga Wakil Ketua Kwartir Cabang Bantul, Sunarto, mengatakan, peringatan hari jadi Pramuka sebenarnya jatuh pada 14 Agustus 2013. Namun karena berbagai pertimbangan, baru dilaksanakan 28 Agustus 2013.

“Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX dalam upacara nanti sebagai inspektur upacaranya,” ujar Sunarto, Senin (26/8/2013).

Selain acara puncak pada 28 Agustus, sejumlah kegiatan juga digelar sebagai rangkaian acara perayaan, yakni perkemahan Alam Ramadan di Gubug Pramuka pada 25 hingga 27 Juli 2013, Kunjungan silaturahmi dari Kwarda XII DIY pada  2 Agustus 2013, tirakatan dan ulang janji pada 13 Agustus di Gubug Pramuka Bantul.

Ada pula Pentas Seni Penegak se-Bantul pada hari yang sama. Lomba Kwartir Ranting tergiat se- Bantul merebut piala bergilir Bupati, kunjungan, ziarah dan silaturahmi ke mantan Ketua Kwartir Cabang dan tokoh Pramuka Bantul.

Sumber : http://www.harianjogja.com/baca/2013/08/26/13-000-orang-bakal-meriahkan-hut-pramuka-441336

Minggu, 25 Agustus 2013

Topi Laken untuk Pramuka Putri

Alhamdulillah... Kedai Atribut Perlengkapan Pramuka ScoutAddict /  Candu Pramuka sudah memiliki topi laken untuk anggota Pramuka Putri.

Semoga dapat memenuhi perlengkapan kakak-kakak Pramuka Indonesia

Info pemesanan dan stok silahkan sms 0812 1774 6083

Sabtu, 24 Agustus 2013

Kwarcab 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis Tergiat di Riau

Bengkalis - Kwartir Cabang (Kwarcab) 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis kembali memperoleh penghargaan cemerlang di tingkat Provinsi Riau. Berkat berbagai kegiatan dan pembinaan yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2012-2013, oleh Kwartir Daerah (Kwarda) 04 Gerakan Pramuka Riau, Kwarcab 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis dinobatkan sebagai peringkat I Kwarcab Tergiat se-Provinsi Riau 2013 untuk seluruh kategori bidang penilaian.

Ketua Kwarcab 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis, H Riza Pahlefi mengatakan, penghargaan sebagai Kwarcab Tergiat I se-Riau tahun 2013 tersebut langsung diserahkan Ketua Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau, Hj Septina Primawati Rusli.

“Penghargaan sebagai Kwarcab Tergiat I itu diserahkan Ketua Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau pada saat Apel Besar puncak peringatan Hari Pramuka ke-52 di lapangan Istana Siak, Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Minggu (18/8) lalu,” ujar Riza yang juga menjabat Koordinator Wilayah III Organisasi dan Hukum Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau ini.

Ditambahkan Riza, ada 6 bidang yang dinilai Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau untuk menentukan Kwarcab se-Riau Tergiat tahun 2013. Yaitu, bidang adminisrtasi, pengabdian masyarakat dan hubungan masyarakat, pembinaan anggota muda, pembinaan anggota dewasa, organisasi dan hukum serta bidang keuangan, sarana dan prasarana. Selain itu, Dewan Kerja Cabang juga terpilih sebagai tergiat I tingkat Provinsi Riau.

“Alhamdulillah, dari seluruh bidang yang dinilai tersebut, masing-masing berhasil memperoleh predikat terbaik I. Karena itu Kwarda 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis terpilih sebagai Kwarcab Tergiat se-Riau tahun 2013,” jelas Riza didampingi Andalan Cabang Urusan Hubungan Masyarakat, Johansyah Syafri.

Ditambahkan Riza, dibandingkan penghargaan serupa tahun 2012 lalu, perolehan tahun 2013 ini terasa lebih sempurna. Betapa tidak, katanya, meskipun tahun 2012 juga ditetapkan sebagai Kwarcab Tergiat I se-Riau, namun untuk bidang pengadian masyarakat dan hubungan masyarakat, Kwarcab 0404 Gerakan Bengkalis yang hanya mendapat nilai terbaik III.

“Jika tahun sebelumnya hanya terbaik III setelah Kwarcab Pelalawan dan Rokan Hulu sebagai terbaik I dan II, untuk tahun 2013 ini, bidang pengadian masyarakat dan hubungan masyarakat juga berhasil memperoleh nilai terbaik I,” sambung mantan Wakil Bupati Bengkalis periode 2000-2005 yang juga pernah menjabat Ketua DPRD Bengkalis ini.

Atas keberhasilan tersebut, Riza mengajak seluruh pengurus dan anggota Kwarcab 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis di seluruh tingkatan untuk tetap bahu membahu dan bekerja sama dengan sebaik-baiknya, supaya kuantitas dan kualitas pelaksanaan kegiatan di masing-masing bidang tersebut, ke depan pelaksanaannya semakin baik.

Selain itu, Riza juga berharap agar seluruh pengurus dan anggota Pramuka di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini tidak cepat merasa cukup dan puas atas keberhasilan yang diraih itu. Karena, katanya mengingatkan, mempertahankan apa yang telah diraih tersebut jauh lebih berat dibandingkan memperolehnya.

“Karena itu, seluruh anggota dan pengurus Kwarcab 0404 Gerakan Pramuka Bengkalis harus senantiasa mempertahanakan dan meningkatkan kerja sama yang selama ini telah terjalin dengan baik serta terus melaksanakan berbagai kegiatan kepramukaan di daerah ini secara berkesinambungan, sehingga pada masa yang akan datang prestasi yang telah diraih ini dapat dipertahankan,” ajak Riza.

Sumber : http://katakabar.com/2013/08/23/wiih..-kwarcab-0404-gerakan-pramuka-bengkalis-tergiat-di-riau

Jumat, 23 Agustus 2013

OKPT Unnes Bahas Implementasi Kepramukaan

SEMARANG - Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT) bagi mahasiswa baru Universitas Negeri Semarang (Unnes) dibuka Kamis (22/8). Di hari pertama peserta OKPT akan mengikuti seminar bertema Implementasi Kepramukaan dalam Kurikulum 2013.

“Di sesi pertama akan diisi oleh Kak Suyahman andalan nasional dari Pusdiklatnas sampai sekitar pukul 11.30 WIB. Di sesi kedua akan diisi Kak Tomo dari Dinas Pendidikan Jawa Tengah,” terang Ketua Racana Wijaya Leofan Gunawan, Kamis (22/8).

Implementasi kepramukaan dalam Kurikulum 2013 jadi tema sentral dalam pembinaan kepramukaan. Pasalnya, pramuka masuk dan menjadi ekstrakurikuler wajib dalam struktur Kurikulum 2013.
Pramuka menjadi “andalan” untuk mewujudkan generasi muda yang berkarakter mandiri, peduli, ramah, dan memiliki jiwa nasionalisme.

Menurut rencana, OKPT akan laksanakan dua hari hingga Jumat (23/8). Pada hari kedua seluruh peserta OKPT akan dilibatkan dalam permainan outdoor untuk mengasah keterampilan, kepekaan, dan soliditas mereka di lapangan.

Sumber berita :
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_smg/2013/08/22/169199/Hari-Pertama-OKPT-Unnes-Bahas-Implementasi-Kepramukaan
Sumber foto : 
http://kampus.okezone.com/read/2013/08/23/373/854380/pramuka-ciri-khas-ospek-di-unnes

Pendidikan Pramuka Bentuk Karakter Bangsa

MATARAM-Pramuka memiliki peranan yang  sangat penting sebagai lembaga pendidikan non formal dalam membentuk kaum muda berkarakter, menamankan semangat kebangsaan dan meningkatkan keterampilan.

Pendidikan ke pramukaan sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda di Indonesia di tuntut untuk dapat lebih berkontribusi secara nyata dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“ Dalam tujuh tahun terakhir ini terdapat tiga hal yang menandai perkembangan gerakan pramuka yang berhasil dicapai selama ini “, kata Gubernur Nusa Tenggara Barat HM Zainul Majdi pada Upacara Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun Pramuka ke-52 tahun 2013 tingkat provinsi NTB kamis (22/8) di Halaman Bumi Gora Kantor Gubernur NTB.

Ia mengatakan, ketiga perkembangan tersebut diantaranya, presiden RI telah mencanangkan kembali refitalisasi pramuka pada HUT Pramuka tahun 2006 silam yang saat ini tampak keberhasilannya dengan semakin marak kegiatan ke pramukaan di berbagai daerah.

Bahkan pada saat ini pramuka telah berhasil memperbaharui sistem kepramukaan dengan kurikulum yang baru, akreditasi gugus depan serta sertifikasi dan lisensi para pembina.

Selain itu juga, terbitnya undang-undang nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka yang memperkuat legalitas pramuka di negeri ini.

“ Dengan UU tersebut maka pelaksanaan pendidikan ke pramukaan saat ini tidak hanya mengisi masa senggang kaum muda namun telah meningkat menjadi kewajiban setiap warga negara untuk melaksanakannya.

“ Sementara itu Ungkap Gubernur, perkembangan ketiga gerakan pramuka adalah masuknya pendidikan ke pramukaan dalam kurikulum 2013 sebagai ekstrakurikuler wajib yang akan diberlakukan pada tahun 2013 ini.

“ Khusus untuk yang ketiga ini gerakan pramuka dapat memahami sepenuhnya latar belakang rencana menjadikan pendidikan ke pramukaan sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler wajib. Karena permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda Indonesia pada tahap yang mengkhawatirkan “, paparnya.

Guna percepatan pembentukan karakter kaum muda, Gubernur mengajak seluruh anggota gerakan pramuka untuk lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah. Sedangkan kepada pimpinan kwartir cabang, kwartir ranting, gerakan pramuka dan pembina pramuka di daerah ini secara bersama meningkatkan kwalitas gugus depan sebagai wahana pendidikan karakter bangsa.

Sumber : http://rri.co.id/index.php/berita/66797/Pendidikan-Pramuka-Bentuk-Karakter-Bangsa.#.UhbH5n82Dk8

Rabu, 21 Agustus 2013

Jangan Memaksakan Pramuka

Tulisan ini bukan untuk mengkritik atau menggurui, apalagi menghalang-halangi pihak-pihak yang akan merealisasikan gagasan-gagasan tentang Gerakan Pramuka. Tulisan ini adalah pandangan yang disusun sesuai dengan pemahaman saya tentang Gerakan Pramuka dan berbagai telaah pustaka yang telah saya lakukan.

Beberapa media cetak lokal di Soloraya, Kamis (15/8), mewartakan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman mencanangkan progam wajib Pramuka bagi pelajar dan pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Sragen. Program wajib Pramuka itu dicanangkan saat upacara peringatan HUT ke-52 Gerakan Pramuka, Rabu (14/8). Berita itu cukup mengusik dan menggelitik hati dan pikiran saya.
Kebijakan tersebut diambil karena menurut Agus Fatchur Rahman generasi muda kini mulai kehilangan karakter kebangsaan, karakter keindonesiaan. Pendidikan Kepramukaan diharapkan menjadi salah satu alat rekayasa masa depan untuk membangun generasi muda yang berkarakter kuat. Bupati Sragen menginstruksikan semua PNS dan pejabat di lingkungan Pemkab Sragen terlibat aktif dalam Gerakan Pramuka.

Keterlibatan aktif itu antara lain dengan mengenakan seragam Pramuka setiap Kamis dan mengikuti kegiatan perkemahan Pramuka pada waktu tertentu. Selain itu, pejabat (baca: kepala satuan kerja perangkat daeran atau SKPD) juga diwajibkan menjadi bapak angkat dari gugus depan (gudep) sekolah. Hal yang sama juga telah dilakukan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya beberapa tahun lalu yang mencanangkan Kabupaten Sukoharjo sebagai kabupaten Pramuka. Seluruh PNS di Kabupaten Sukoharjo diinstruksikan untuk berseragam Pramuka setiap tanggal 14 (non-Dinas Pendidikan) dan setiap hari Jumat (Dinas Pendidikan).

Saat ini, Gerakan Pramuka masih menjadi gerakan yang masif (meluas). Gerakan Pramuka masih melekat di banyak sekolah. Peserta didik juga diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, khususnya peserta didik kelas III, IV, dan V SD/MI, kelas VII SMP/MTs, dan kelas X SMA/SMK/MA. Atau, minimal seluruh peserta didik berseragam Pramuka pada Jumat dan/atau Sabtu. Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah memasukkan Pendidikan Kepramukaan dalam Kurikulum 2013. Setiap peserta didik diwajibkan mengikuti kegiatan Pramuka.

Sekedar kilas balik, di awal Orde Baru Pendidikan Kepramukaan dititipkan di sekolah karena dikhawatirkan akan disusupi paham komunis. Cara itu juga untuk memudahkan menghimpun peserta didik dan pengadaan tenaga pembina dari para guru. Ini kemudian memunculkan istilah ”Pramuka wajib” bahkan tidak sedikit pengajar atau guru yang menyebut ”pelajaran Pramuka”.

Padahal Baden Powell dengan tegas menjelaskan Pendidikan Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun atau kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Pendidikan Kepramukaan adalah suatu metode untuk mendidik generasi muda yang interaktif dan progresif dengan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, terencana, terarah,  dan berkesinambungan di alam terbuka.

Gerakan Pramuka bukanlah tujuan. Gerakan Pramuka adalah alat yang bertujuan untuk membina dan membentuk manusia Indonesia yang mandiri, berkarakter kuat, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki rasa nasionalisme dan cinta Indonesia, tanah tumpah darah, yang tinggi.

Mewajibkan Pramuka bagi pelajar dan PNS ada sisi baiknya. Bagi pelajar akan memperoleh keterampilan dan kecakapan hidup seperti kemandirian, kepemimpinan, dan nilai-nilai budi pekerti luhur yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan bagi PNS nilai-nilai positif seperti disiplin, gotong royong, kejujuran, dan lain sebagainya dapat diaplikasikan dalam menjalankan profesi mereka.

Ketika seseorang berseragam Pramuka dalam dirinya melekat kode kehormatan Tri Satya dan Dasa Dharma yang sangat sarat makna dan wajib diamalkan. Seseorang yang berprofesi sebagai PNS, sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, tentu tidak hanya mengayomi dan melayani masyarakat, tetapi juga memberikan teladan kepada masyarakat. PNS yang berseragam Pramuka dapat menjadi salah satu solusi krisis keteladanan yang melanda bangsa ini.

Kesukarelaan
Namun, kebijakan PNS wajib berseragam Pramuka juga bisa menjadi bumerang. Ketika PNS tidak menjalankan tugas dengan benar seperti terlambat masuk kerja maka ia tidak hanya melanggar kode etik PNS, tetapi ia juga bisa melanggar UU No. 12/2010 tentang Gerakan Pramuka yang multitafsir jika dijadikan ”alat mengkriminalisasi” pejabat publik (kepala daerah) maupun penjabat strutrual (PNS). ”Alat mengkriminalisasi” tersebut pada Pasal 6 ayat (4) dan ayat (5) yaitu Kode Kehormatan Pramuka yang dikenal dengan Tri Satya dan Dasa Dharma yang wajib diamalkan oleh setiap anggota Pramuka.

Saya masih ingat ketika Walikota Padang Fauzi Bahar yang berang melihat ketidakdisplinan PNS di lingkungan Pemerintahan Kota Padang saat inspeksi mendadak pada hari pertama masuk kerja setelah libur Idul Fitri 2012. Walikota Padang itu mendapati 39 perempuan PNS dan 20 laki-laki PNS yang terlambat atau tidak mengenakan seragam lengkap sebagaimana ketentuan setiap hari Kamis yaitu mengenakan seragam Pramuka lengkap dengan setangan leher/pita leher dan memakai pin “Saya Anti Sogok”.

Sebagai ganjaran atas ketidakdisplinan tersebut, para PNS di lingkungan Pemerintah Kota Padang dihukum atau dibesi sanksi fisik berupa baris-berbaris untuk perempuan dan baris-berbaris serta push up untuk laki-laki pria. Pemberian hukuman atau sanksi fisik tersebut juga diperlihatkan dan diekspose oleh media massa pada Kamis, 23 Agustus 2012.

Contoh lain, ada 291 kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) yang terjerat kasus korupsi dalam kurun 2004-Februari 2013. Padahal kepala daerah selaku ex officio Ketua Majelis Pembimbing Kwartir adalah ”Pramuka istimewa” yang menjadi ikon keteladanan masyarakat di wilayahnya. Jadi, pasal-pasal dalam UU Gerakan Pramuka juga dapat ditambahkan dalam tuntutan pidana untuk mereka.

Dukungan kepala daerah dalam Gerakan Pramuka sebaiknya bukan memformalkan Gerakan Pramuka. Dukungan itu sebagiknya berupa kebijakan meningkatkan kualitas proses pembinaan dengan mendorong untuk lebih menggiatkan kegiatan-kegiatan Pramuka di wilayah, baik di tingkat kwartir, kwartir di bawahnya, dan di tingkat gugus depan. Kepala daerah di setiap tingkatan adalah ex officio Ketua Majelis Pembimbing Kwartir di setiap tingkatan, semua instruksi dan/atau perintahnya tentu akan dilaksanakan oleh bawahannya.

Kegiatan-kegiatan yang harus didorong untuk lebih digiatkan antara lain Kursus Mahir Pembina Dasar/Lanjut; Kursus Pelatih Dasar/Lanjut; dan kegiatan-kegiatan besar seperti jambore/raimuna, perlombaan, dan lain sebagainya di tingkat kwartirnya maupun kwartir di bawahnya yang telah digariskan secara terstruktur dan sistematis oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Tentu itu bisa ditambah kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan dan kearifan lokal daerah.

Tetapi yang harus segera didorong untuk lebih digiatkan adalah penyelenggaaan perkemahan gladian pemimpin regu (dian pinru) di tingkat gugus depan. Di tingkat gugus depanlah peserta didik berada. Selain itu, perkemahan dian pinru hampir tidak pernah diselenggarakan di tingkat gugus depan. Untuk itu, diperlukan jumlah pembina Pramuka yang memadai dan berkualitas untuk menyelenggarakan perkemahan dian pinru tersebut.

Untuk mendorong dan menggiatkan Gerakan Pramuka di tingkat gugus depan, yang harus dilakukan oleh kepala daerah selaku ex officio Ketua Majelis Pembimbing Kwartir adalah menyelenggarakan kursus orientasi kepramukaan yang wajib diikuti (tidak boleh diwakilkan) oleh para kepala sekolah selaku ex officio Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus). Hampir semua gugus depan berpangkalan di sekolah. Kepala sekolah diharapkan mampu lebih menggiatkan kegiatan-kegiatan Pramuka di gugus depannya.

Selain kepala sekolah, kursus orientasi ini juga harus diikuti oleh kepala desa/lurah, camat, kepala dinas (kepala satuan kerda perangkat daerah), atau kepala unit pelaksana teknis, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Kursus ini bertujuan membangun kesadaran dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan Pramuka sebagai wadah pendidikan nonformal yang paling sesuai dan paling selaras dengan sistem pendidikan nasional. Kesadaran dan kepedulian itu harus tulus dan ikhlas.

Kegiatan-kegiatan lain yang harus diselenggarakan adalah Kursus Mahir Pembina Dasar/Lanjut, Kursus Pelatih Dasar/Lanjut, dan lain sebagainya secara rutin dengan biaya yang terjangkau anggota Pramuka yang berniat mengikutinya. Dengan demikian, kekurangan Pembina Pramuka yang berkualitas dapat teratasi dan kualitas proses Pendidikan Kepramukaan juga meningkat.

Diakui atau tidak, Gerakan Pramuka atau Pendidikan Kepramukaan adalah satu-satunya mitra pemerintah dalam mengajarkan nilai-nilai positif seperti disiplin, gotong royong, kejujuran, dan lain sebagainya serta menanamkan rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air kepada anggotanya secara terstruktur dan sistematis. Namun, prinsip dasar dalam Gerakan Pramuka yaitu sukarela tetap harus dijunjung tinggi. ”Wajib Pramuka” bagi pelajar dan PNS perlu ditinjau kembali.

Sumber : http://www.solopos.com/2013/08/21/gagasan-jangan-memaksakan-pramuka-439751

Konggres Pemuda Indonesia (Sumpah Pemuda)

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Rumusan Konggres
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi Konggres
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Panitia Konggres
Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama 1926. Oleh sebab itu, tanggal 20 Februari 1927 telah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang final. 

Kemudian pada 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini dihadiri semua organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan Kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia dengan setiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut:

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  •     Abdul Muthalib Sangadji
  •     Purnama Wulan
  •     Abdul Rachman
  •     Raden Soeharto
  •     Abu Hanifah
  •     Raden Soekamso
  •     Adnan Kapau Gani
  •     Ramelan
  •     Amir (Dienaren van Indie)
  •     Saerun (Keng Po)
  •     Anta Permana
  •     Sahardjo
  •     Anwari
  •     Sarbini
  •     Arnold Manonutu
  •     Sarmidi Mangunsarkoro
  •     Assaat
  •     Sartono
  •     Bahder Djohan
  •     S.M. Kartosoewirjo
  •     Dali
  •     Setiawan
  •     Darsa
  •     Sigit (Indonesische Studieclub)
  •     Dien Pantouw
  •     Siti Sundari
  •     Djuanda
  •     Sjahpuddin Latif
  •     Dr.Pijper
  •     Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  •     Emma Puradiredja
  •     Soejono Djoenoed Poeponegoro
  •     Halim
  •     R.M. Djoko Marsaid
  •     Hamami
  •     Soekamto
  •     Jo Tumbuhan
  •     Soekmono
  •     Joesoepadi
  •     Soekowati (Volksraad)
  •     Jos Masdani
  •     Soemanang
  •     Kadir
  •     Soemarto
  •     Karto Menggolo
  •     Soenario (PAPI & INPO)
  •     Kasman Singodimedjo
  •     Soerjadi
  •     Koentjoro Poerbopranoto
  •     Soewadji Prawirohardjo
  •     Martakusuma
  •     Soewirjo
  •     Masmoen Rasid
  •     Soeworo
  •     Mohammad Ali Hanafiah
  •     Suhara
  •     Mohammad Nazif
  •     Sujono (Volksraad)
  •     Mohammad Roem
  •     Sulaeman
  •     Mohammad Tabrani
  •     Suwarni
  •     Mohammad Tamzil
  •     Tjahija
  •     Muhidin (Pasundan)
  •     Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  •     Mukarno
  •     Wilopo
  •     Muwardi
  •     Wage Rudolf Soepratman
  •     Nona Tumbel

Kongres Pemuda Indonesia KeduaGagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.

Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda
http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.com/p/sejarah-sumpah-pemuda.html

Selasa, 20 Agustus 2013

Pramuka Nunukan Ikut Peran Saka di Malinau

NUNUKAN - Kabupaten Nunukan mengirimkan 37 Pramuka untuk mengikuti Peran Saka Pramuka Tingkat Daerah Kalimantan Timur di Kabupaten Malinau. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari pada 20-24 Agustus yang akan dirangkaikan dengan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke- 52 tahun pada 24 Agustus mendatang.

“Kami  mengirimkan 37 anggota Pramuka terdiri dari 16 anggota Pramuka Saka Bhakti Husada, 15 anggota Pramuka Saka Bahari, 2 anggota Pramuka unsur Dewan Kerja Cabang, 2 Pembina unsur Andalan Cabang, 1 orang petugas kesehatan dari Saka Bhakti Husada dan seorang petugas keamanan dari Saka Bahari,” ujar Haji Trisno Hadi, Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Nunukan.
 
Kegiatan tersebut diikuti Pramuka Penegak dan Pandega dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Timur.
 
Trisno Hadi berharap, pada kegiatan yang melibatkan seluruh satuan karya Pramuka, peserta asal Nunukan bisa menimba ilmu yang lebih banyak dari rekan-rekannya terutama dari satuan karya yang berbeda.
 
“Jadi kalau dia ahli Bahari, itu dia cari Bhayangkara di sana. Nanti ilmunya bisa bertambah,. Kalau bisa dia ke saka-saka lain,” ujarnya.
 
Kegiatan ini juga harus dimanfaatkan untuk mencari kenalan Pramuka dari daerah lainnya di Kaltim. “Dia bisa persahabatan antara mereka dan unjuk gelar masing-masing. Saya lihat, itu adik-adik bisa melatih percaya diri, kualitasnya lebih meningkatlah” ujarnya.
 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/08/19/37-pramuka-nunukan-ikut-peran-saka-di-malinau

Senin, 19 Agustus 2013

Aksi Pramuka di Upacara Kemerdekaan RI di Sydney

Gerakan Pramuka sampai juga ke Sydney, Australia. Tak heran ketika upacara peringatan hari kemerdekaan RI ke 68 lalu di KJRI Sydney, Pramuka menjadi panitia acara.

Seperti disampaikan Konsul Penerangan Sosial Budaya KJRI Sydney Nicolas Manoppo, Senin (19/8/2013) dalam siaran persnya, upacara dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Indonesia, para undangan dan anggota Gugus Depan (Gudep) Gerakan Pramuka Indonesia Nomor Australia 001 dan 002.

Petugas upacara terdiri dari pembaca Salinan Naskah Proklamasi, pembaca Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, pengerek bendera Indonesia Merah Putih, pembaca doa, dilakukan oleh Anggota Gudep Gerakan Pramuka yang terdiri dari anak-anak masyarakat Indonesia dari organisasi masyarakat yang berada di New South Wales, Australia.

Sedangkan pembacaan Pancasila dibawakan oleh Konjen RI Sydney, Gary RM Jusuf. Setelah pelaksanaan Upacara Penaikan Bendera, dilanjutkan dengan pertemuan silaturahmi dengan masyarakat, bertempat di Wisma Indonesia KJRI Sydney.

"Upacara berjalan khidmat dan lancar, diakhiri dengan dengan foto Konjen RI Sydney dan Ibu Resy Jusuf bersama anggota Gudep Gerakan Pramuka Indonesia dan tokoh-tokoh masyarakat," jelas Nicolas.

Petugas upacara pada peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan RI ini dilaksanakan penuh anggota Gugus Depan Gerakan Pramuka 001 dan 001 KJRI Sydney. Pelibatan Pramuka ini sebagai upaya telah diaktifkan kembali Gugus Depan Gerakan Pramuka Nomor Australia 001 dan 002 di Sydney pada bulan Mei 2013.

Pengaktifan kembali Gudep Gerakan Pramuka tersebut dilakukan setelah mengalami masa vakum sejak tahun 1980-an. Masyarakat Indonesia khususnya para orang tua juga sangat antusias menghadiri upacara peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan kali ini.

Mereka ingin melihat kebolehan para putra-putri mereka para pelajar dari sekolah-sekolah di New South Wales, yang sebagian telah menjadi warga negara Australia, dapat mendemonstrasikan kebolehan sebagai petugas upacara HUT RI.

Selama ini, petugas upacara termasuk di dalamnya Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dalam setiap Upacara Peringatan HUT RI dilakukan oleh mahasiswa Indonesia yang berkuliah di perguruan tinggi di NSW.

Dalam kegiatan kepramukan, itu terbagi dalam regu-regu anggota masyarakat seperti regu Iqra, remaja-remaja dari gereja-gereja dan masjid-masjid Indonesia. Ada juga organisasi masyarakat seperti: Minang Saiyo, Bona Pasogit, Kawanua di NSW dan sekitarnya, Sekolah Indonesia Pelangi.

Kegiatan yang dilakukan akan bersifat fun game, latihan yang lebih bersifat memperkenalkan ke-Indonesiaan, karena anak-anak masyarakat Indonesia ini lahir dan tinggal lama di Australia, yang bahkan banyak diantaranya yang mulai tidak dapat berbahasa Indonesia.

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/08/19/095035/2333656/10/ini-aksi-pramuka-di-upacara-kemerdekaan-ri-di-sydney?9922022