Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka terpilih, Adhyaksa Dault
memastikan bahwa isi Dasadharma yang tercantum dalam buku saku Gerakan
Pramuka dengan sampul berwarna-warni adalah palsu. Buku saku tersebut
marak beredar belakangan ini.
"Itu tidak benar, standar buku Pramuka itu harus mengikuti standar yang dikeluarkan Kwarnas Gerakan Pramuka," katanya saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Senin, 6/1).
Menurut Adhyaksa, motif pembuatan buku saku tersebut harus segera ditelusuri.
"Kita akan bikin tim investigasi dari Kwartir Nasional untuk menelusuri itu, maksud dan tujuan orang itu bikin buku," terang mantan menteri Olahraga dan Pemuda tersebut.
Bahkan, lanjut dia, bukan tidak mungkin persoalan itu dibawa ke ranah hukum atas dugaan memalsukan sepuluh kode moral anggota Gerakan Pramuka. Yang disesalkannya, masalah itu muncul saat dirinya baru terpilih sebagai ketua Kwartir Nasional dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 6 Desember 2013 lalu.
"Saya merasa sangat terganggu. Baru mau mulai saja sudah diganggu seperti ini," ungkapnya.
"Tapi yang jelas motifnya mau merusak citra Pramuka dengan cara seperti itu," demikian Adhyaksa.
"Itu tidak benar, standar buku Pramuka itu harus mengikuti standar yang dikeluarkan Kwarnas Gerakan Pramuka," katanya saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Senin, 6/1).
Menurut Adhyaksa, motif pembuatan buku saku tersebut harus segera ditelusuri.
"Kita akan bikin tim investigasi dari Kwartir Nasional untuk menelusuri itu, maksud dan tujuan orang itu bikin buku," terang mantan menteri Olahraga dan Pemuda tersebut.
Bahkan, lanjut dia, bukan tidak mungkin persoalan itu dibawa ke ranah hukum atas dugaan memalsukan sepuluh kode moral anggota Gerakan Pramuka. Yang disesalkannya, masalah itu muncul saat dirinya baru terpilih sebagai ketua Kwartir Nasional dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 6 Desember 2013 lalu.
"Saya merasa sangat terganggu. Baru mau mulai saja sudah diganggu seperti ini," ungkapnya.
"Tapi yang jelas motifnya mau merusak citra Pramuka dengan cara seperti itu," demikian Adhyaksa.
Sumber: http://m.rmol.co/news.php?id=139001
Berita Sebelumnya:
Buku saku yang memuat Dasadharma palsu atau yang tidak sesuai dengan
aslinya. Buku saku ini ditemukan di sebuah toko buku di pusat
perbelanjaan di kawasan Buaran, Jakarta Timur. Laporan tentang
Dasadharma palsu ini juga diterima dari kota lain seperti Semarang dan
Medan
Sumber : http://m.rmol.co/news.php?id=138888
Anda yang aktif atau pernah aktif di Gerakan Pramuka pasti mengenal
dengan baik Dasadharma atau sepuluh kode moral anggota Gerakan Pramuka.
Sepuluh kode moral itu bukan hal langka yang sulit ditemukan. Sebaliknya, ia dengan mudah dapat ditemukan di buku saku Gerakan Pramuka yang dijual bebas di toko buku-toko buku di tanah air.
Buku saku Gerakan Pramuka dapat dikenali dari lambang Gerakan Pramuka berupa bayangan tunas kelapa di sampul depan. Biasanya lagi, sampul buku saku Gerakan Pramuka itu berwarna cokelat tua atau hitam.
Namun belakangan ini di sejumlah kota di Indonesia beredar buku saku Gerakan Pramuka dengan sampul berwarna warni. Di dalam buku saku ini juga dicantumkan Dasadharma.
Masalahnya, Dasadharma di buku saku warna-warni itu berbeda dengan Dasadharma Gerakan Pramuka yang resmi. Atau dengan kata lain, Dasadharma yang dicantumkan dalam buku saku warna-warni itu palsu.
Dasadharma yang asli berbunyi sebagai berikut:
1. Takwa terhadap Tuhan yang maha esa
2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sementara Dasadharma palsu itu berbunyi:
1. Kami, Pramuka Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Kami, Pramuka Indonesia, berjiwa Pancasila dan PAtriot Indonesia yang setia
3. Kami, Pramuka Indonesia, giat melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat
4. Kami, Pramuka Indonesia, ikhlas berkorban untuk keadilan dan kemuliaan Indonesia
5. Kami, Pramuka Indonesia, bergotong royong membangun masyarakat Pancasila
6. Kami, Pramuka Indonesia, dapat dipercaya, bersusila dan berbudi luhur
7. Kami, Pramuka Indonesia, hemat, cermat dan bersahaja
8. Kami, Pramuka Indonesia, pantang putus asa dalam menanggulangi kesukaran
10. Kami, Pramuka Indonesia, berwatak kesatria dan bertindak dengan disiplin.
Sejauh ini belum diperoleh informasi apakah pihak Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengetahui pemalsuan ini. Juga belum diketahui siapa yang menerbitkan Dasadharma palsu tersebut.
Sepuluh kode moral itu bukan hal langka yang sulit ditemukan. Sebaliknya, ia dengan mudah dapat ditemukan di buku saku Gerakan Pramuka yang dijual bebas di toko buku-toko buku di tanah air.
Buku saku Gerakan Pramuka dapat dikenali dari lambang Gerakan Pramuka berupa bayangan tunas kelapa di sampul depan. Biasanya lagi, sampul buku saku Gerakan Pramuka itu berwarna cokelat tua atau hitam.
Namun belakangan ini di sejumlah kota di Indonesia beredar buku saku Gerakan Pramuka dengan sampul berwarna warni. Di dalam buku saku ini juga dicantumkan Dasadharma.
Masalahnya, Dasadharma di buku saku warna-warni itu berbeda dengan Dasadharma Gerakan Pramuka yang resmi. Atau dengan kata lain, Dasadharma yang dicantumkan dalam buku saku warna-warni itu palsu.
Dasadharma yang asli berbunyi sebagai berikut:
1. Takwa terhadap Tuhan yang maha esa
2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sementara Dasadharma palsu itu berbunyi:
1. Kami, Pramuka Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Kami, Pramuka Indonesia, berjiwa Pancasila dan PAtriot Indonesia yang setia
3. Kami, Pramuka Indonesia, giat melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat
4. Kami, Pramuka Indonesia, ikhlas berkorban untuk keadilan dan kemuliaan Indonesia
5. Kami, Pramuka Indonesia, bergotong royong membangun masyarakat Pancasila
6. Kami, Pramuka Indonesia, dapat dipercaya, bersusila dan berbudi luhur
7. Kami, Pramuka Indonesia, hemat, cermat dan bersahaja
8. Kami, Pramuka Indonesia, pantang putus asa dalam menanggulangi kesukaran
10. Kami, Pramuka Indonesia, berwatak kesatria dan bertindak dengan disiplin.
Sejauh ini belum diperoleh informasi apakah pihak Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengetahui pemalsuan ini. Juga belum diketahui siapa yang menerbitkan Dasadharma palsu tersebut.
Sumber: http://m.rmol.co/news.php?id=138887
1 komentar:
Dasa Darma tersebut adalah Dasa Darma hasil Muker Anpuda (Sebelum bernama MUNAS) Tahun 1966, jadi hanya berlaku dr thn 1966-1974, telusuri dulu tahun berapa terbitnya buku agenda tsb, jadi ma'af itu bukan palsu tp tidak berlaku lagi
Posting Komentar