Tanah Karo - Gerakan Pramuka Kabupaten Kampar akhirnya sampai juga ke posko utama pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara di komplek Dinas Pertanian Tanah Karo di Kota Kabanjahe. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kabupaten Kampar Eva Yuliana itu tiba sekitar pukul 20:22 wib Selasa malam.
Pengurus Kwarcab Jawahir, Irma Suryani, Kepala BPBD Kampar Alizabar, Prajurit Kepala (Praka) Edi Hendri dari Kodim 0313 Kampar dan sejumlah anggota pramuka ikut hadir di sana. Mereka membawa beragam bantuan dalam satu truk berukuran besar.
Mulai dari beras, gula, minyak goreng, obat-obatan, pakaian dalam, pempers dan susu. Nilai total bantuan yang dibawa lewat jalan darat itu mencapai Rp 140 juta lebih. Jumlah itu termasuk uang tunai Rp 45 juta.
Bantuan sebanyak itu diserahkan di tiga tempat. Kepa pengungsi di Masjid Agung dan pengungsi di Universitas Karo (UKA) I dan II, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Masjid Agung itu. “Dari total bantuan yang kami bawah, separuh diserahkan kepada pengungsi di Masjid Agung. Sementara separuh lagi di bagi dua. Untuk UKA I dan II,” rinci Jawahir.
Dari posko utama itu, Eva dan rombongan mulai menyusuri jalan utama Kabanjahe menuju Masjid Agung. Di lantai bawah masjid yang berada di bibir jalan lintas Kabanjahe itu, ada 226 kepala keluarga atau sekitar 900 jiwa pengungsi. Mereka berasal dari Desa Guru Kinayan Kecamatan Payung, sekitar 10 kilometer dari Masjid Agung itu. Desa yang oleh otoritas vulkanologi ditetapkan sebagai daerah zona merah lantaran hanya berjarak antara 4-5 kilometer dari pusat letusan.
Ditemani Jawahir, Irma dan Edi, Eva tiba di masjid itu. Anak-anak korban pengungsi sontak berkerumun mengitari rombongan. “Assalamu’alaikum…” Eva menyapa warga di lantai bawah masjid itu. Meski tidak kenal, warga menjawab salam itu, hamper serempak.
Suasana haru mulai terlihat saat Eva menyalami 20 orang perwakilan warga penerima amplop berisi uang. Mereka tak menyangka kalau orang dari jauh mau datang langsung menemui korban erupsi itu. “Ini berkah tak ternilai bagi kami. Kami tidak melihat berapa uang dalam amplop itu. Justru kunjungan dan berbicara langsung dengan kami ini, yang tak ternilai,” kata Adel Sitepu, pimpinan pengungsi itu.
Setelah menyerahkan bantuan uang dalam amplop, Eva kemudian menyerahkan secara simbolis pakaian dalam perempuan satu kardus, pempers dan susu bubuk untuk balita.
“Kami dari jauh datang kemari adalah saudara bapak dan ibu, Kami terenyuh, makanya kami ingin melihat langsung kondisi di sini, salam hangat dari Bupati Kampar Jefry Noer, Saya berharap, bapak dan ibu kuat menghadapi cobaan ini. Jangan menyerah, yuk kita perbanyak ibadah. Mudah-mudahan saudaraku semua segera melewati cobaan ini,” kata Eva lewat pengeras suara. Mata ibu lima anak ini mulai berkaca-kaca.
Habis menyerahkan semua bantuan itu, Eva dan rombongan masuk lebih ke dalam lagi. Di antara warga yang mulai kembali ke ‘kamar’ masing-masing. Beberapa anak dan ibu tua dijambangi Eva sembari membawa obat tetes mata.
“Matanya perih inang? Mau saya kasi obat tetes mata?” Eva menyapa seorang perempuan setengah baya. Namanya Berliana Sitepu.
Yang ditawari tak menolak. Justru langsung menengadahkan mata. Melihat itu, beberapa ibu tua minta ditetesi juga. Eva melayani mereka satu per satu, hingga tak terasa waktu sudah berada di angka 09:12 malam.
- See more at: http://kamparkab.go.id/home/view/kwarcab-pramuka-kampar-serahkan-bantuan#sthash.hAg2m6wh.dpuf