Selasa, 04 September 2012

Gerakan Pramuka Tak Boleh Tergerus Zaman

[JAKARTA] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar pendidikan kepramukaan tidak tergerus oleh zaman, melainkan tetap berperan besar dalam mencetak generasi muda yang unggul, berkarakter, berilmu, berbudi pekerti, dan mencintai alam.

Gerakan Kepramukaan juga diharapkan tetap menjadi instrumen yang dibutuhkan oleh para siswa, orang tua, sekolah, dan lingkungan sebagai tempat yang menyenangkan, untuk mengembangkan potensi, bakat dan minat generasi muda secara positif selain tempat belajar berorganisasi, bergotong royong, memupuk persaudaraan, dan membina kerukunan antarsesama.

“Kita semua memiliki tekad yang sama. Kita tidak ingin Gerakan Pramuka melemah aktivitasnya, kurang bersemangat, dan berjalan seadanya. Perlu langkah bersama agar Gerakan Pramuka menjadi kebutuhan bagi pengembangan nilai-nilai yang mulia, seperti terkandung dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka yang sangat tinggi makna filosofinya, sekaligus memiliki nilai keteladanan yang luhur,” ujarnya pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-51 Gerakan Pramuka dengan tema Kemandirian Gerakan Pramuka dan Pembentukan Karakter Kaum Muda, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Senin (3/9).

Presiden SBY menyadari, dunia semakin sempit dan mengglobal, batas-batas jarak semakin dekat, dan setiap perkembangan di belahan bumi lain dengan mudah dapat dilihat, namun di tengah arus kemajuan itu, generasi bangsa ini harus terus berusaha dan berikhtiar untuk membentengi jati diri sebagai bangsa, seraya mencari dan menciptakan peluang untuk kemajuan negeri kita.

“Jadikan Gerakan Pramuka sebagai solusi atas sebagian masalah yang dihadapi oleh para pelajar, sekolah, masyarakat, dan lingkungan. Dengan cara itu, kita yakin eksistensi Gerakan Pramuka akan terus sesuai dengan perubahan zaman,” tambah dia.

Untuk itu, SBY berpesan kepada kakak-kakak anggota dewasa Gerakan Pramuka agar lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah, untuk terus-menerus mencari inovasi yang menarik dalam memperkenalkan kepramukan di tengah-tengah masyarakat.

Di samping, ke depankan materi yang berkaitan dengan peningkatkan semangat bela negara, patriotisme pembangunan, kegotongroyongan, dan penghormatan keberagaman, tentunya materi-materi tentang cinta alam, manajemen krisis dan penanggulangan bencana, pendidikan SAR dan bantuan bagi kemanusiaan, yang juga sangat penting bagi Gerakan Pramuka.

“Mari kita mantapkan peran Gugus Depan sebagai tempat pendidikan anggota muda, dan pusat pelatihan sebagai tempat pendidikan bagi anggota dewasa. Ciptakan terobosan dan inovasi untuk menghadirkan aktivitas pendidikan kepramukaan yang lebih berbobot, berkualitas, dan menyenangkan bagi adik-adik kita,” pesannya.

Selaku Kepala Negara dan Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, SBY menekankan agar Gerakan Pramuka dapat terus dijadikan sebagai wadah generasi muda, dalam membina akhlak, budi pekerti, watak, dan perilaku.

Gerakan Pramuka juga perlu terus ditingkatkan untuk mengasah keterampilan, inovasi, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar generasi kini dan mendatang memiliki daya saing yang tinggi. Gerakan Pramuka juga harus terus dipupuk sebagai wadah bagi pembentukan nasionalisme dan patriotisme.

“Jadikan Gerakan Pramuka sebagai wadah pengendalian diri, dari pengaruh-pengaruh negatif dan buruk agar, generasi dan tunas-tunas bangsa tumbuh secara cemerlang,” tambahnya.

Presiden SBY mengingatkan, pada 2006 yang lalu telah dicanangkan sebuah tekad untuk melakukan Revitalisasi Gerakan Pramuka, yang merupakan peta jalan untuk memastikan bahwa pendidikan kepramukaan tetap diminati oleh generasi muda, serta memiliki manfaat bagi kemaslahatan sebagai warga bangsa dan warga dunia lainnya.

Pengakuan itu makin kokoh, dengan diundangkannya UU No. 22 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Adapun, revitalisasi yang mengandung makna penguatan dan akselerasi dibutuhkan sebagai sebuah proses transformasi diri melalui organisasi kepramukan secara independen, untuk terbentuknya berbagai fondasi mendasar.

Pertama, tumbuhnya sikap cinta tanah air. Kedua, terpupuknya solidaritas kemanusiaan. Ketiga, terbentuknya budaya kepramukaan. Keempat, terpatrinya budaya ke-Indonesiaan yang warna-warni.

0 komentar:

Posting Komentar