Jambi - Pada usia ke 51 tahun 2013 ini, Gerakan Pramuka (GP) tetap dan masih
eksis menjadi organisasi kepanduan di bumi Indonesia. Banyak torehan
sejarah, aktivitas, kader dan generasi penerus bangsa berkualitas yang
sudah dilahirkan GP. Mereka saat ini berkiprah dalam berbagai bidang
pembangunan di negara ini.
Tiga anggota Pramuka yang tergabung di
Gugus Depan SMAN Titian Teras Jambi, masing- masing, Wahyu Habiby
Siregar, Fawzia Laila Hanum Nasution dan M. Bagastara Pane secara
bergantian menuturkan pengalaman dan manfaat bergabung dalam kegiatan
kepanduan tersebut, Sabtu (21/9) di kampus SMAN Titian Teras di Pijoan
Kab. Muaro Jambi.
"Pramuka memberi kita kesempatan lebih banyak
bersosialisasi di banyak lingkungan, baik di internal GP maupun
eksternal," ungkap Wahyu yang saat ini dipercaya menjadi pradana di
dewan ambalannya. Kepercayaan itu otomatis memberi kesempatan Wahyu
mengorganisir anggota- anggotanya.
Kepemimpinan dan mengorganisir
merupakan sisi lain yang menambah kecakapan pribadi. "Kita mesti bisa
menerima pendapat orang lain dan mencapai tujuan dari program-program
yang sudah kita susun bersama," imbuh siswa kelas XII IPA di sekolahnya
ini.
Sementara Fawzia, pradana putri di dewan ambalan gudepnya
menuturkan; pramuka membuatnya belajar banyak tentang tanggung jawab.
"Kita juga menjadi lebih mandiri dan disiplin," imbuhnya. Paradigma
lain yang paling dirasakan gadis kelahiran Jambi, 28 Maret 1996 ini
adalah pentingnya bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Ditambahkan
Bagas, selain menambah keterampilan dan keahlian, pramuka juga
membentuk pribadinya sesuai dengan harapan tri satya dan dasa dharma
pramuka. "Pramuka juga membuat kita lebih kreatif, karena banyak
keterampilan mendasar yang membuat hidup kita lebih cakap," ujarnya.
Wahyu,
Fawzia dan Bagas baru-baru ini mewakili Kwarda Jambi pada kegiatan
International Scout Peace Camp (ISPC) yang digelar di Bumi Perkemahan
Pramuka Cibubur. Kegiatan berbasis dan bertujuan perdamaian pada level
internasional itu memberi mereka manfaat lebih.
"Dari seleksi
saja sudah banyak persyaratan yang diwajibkan. Seperti kemampuan
berbahasa Inggris, mengorganisir dan softkill lainnya," jelas Fawzia.
Persyaratan lainnya mereka juga harus menampilkan seni tradisi yang
mengharuskan mereka mendalami dan menguasai semua persyaratannya.
"Pokoknya
senang, kita menambah pergaulan karena bertemu dengan anggota pramuka
dari berbagai penjuru dunia yang jumlahnya ribuan, sekaligus menambah
lancar kemampuan berbahasa asing," ujar Bagas seraya tersenyum.
Sementara
Wahyu mencatat, dari iven itu ia mendapat kenyataan pengakuan dari
peserta dari berbagai negara bahwa anggota Pramuka Indonesia terbanyak
dibanding negara lain. "Seragam kita juga diklaim terbagus, juga
teraktif dalam kegiatan-kegiatannya," ujar pria kelahiran Jambi, 2
November 1996 ini.
Atas dasar itu Wahyu menepis, di usianya ke-51
aktivitas pramuka dianggap sudah kuno atau ketinggalan zaman. "Itu
tidak benar, justru kegiatan alam pada kegiatan pramuka menyeimbangkan
otak kanan dan kiri," ujarnya. Jika di sekolah otak kiri di isi
terus-menerus, maka melalui kegiatan pramuka, teori yang diperoleh otak
kiri bisa dipraktekkan otak kanan, jelasnya.
Jika Wahyu, Fawzia
dan Bagas merasakan manfaat lebih dari keikutsertaanya menjadi anggota
pramuka saat ini, Kepala Cabang (Kacab) AJB Bumiputera 1912 Jambi,
Rizaldi, S.Pi justru merasakan manfaat kepramukaan saat ini, setelah ia
berkiprah di dunia kerja.
"Manfaat yang saya dapatkan dari pramuka
sangat besar. Dinamika kelompok dengan segala aspeknya, pola hubungan
antar kelompok menggambarkan hubungan tata kerja dan job description
yang jelas pada masing-masingnya," ujar Rizaldi pada Tribun baru-baru
ini.
Pengalaman menjadi unsur pimpinan di organisasi pramuka,
seperti Ketua Dewan Racana Putra Gudep Univ. Bung Hatta Padang dan DKC
Kota Padang tahun 1994 ini, dirasakannya dalam hal dinamika hubungan
interpersonal dalam lingkup sosial serta pencapaian tujuan bersama
(goal) saat menjadi kepala cabang saat ini.
"Pramuka menempa kita
dalam wujud kegiatan-kegitan yang menuntut kita untuk kompak atau team
work," imbuh Rizaldi yang saat ini berkesempatan menunaikan ibadah suci
naik haji ke Mekkah.
Jika saat ini pramuka menjadi ektrakurikuler
wajib di sekolah, Rizaldi mengatakan dukungannya. "Itu lebih dibanding
yang lalu, menjadi ekskul wajib di sekolah menurut saya sudah harga mati
karena pramuka sudah membuktikan manfaat/faedahnya bagi generasi muda
Indonesia dengan telah membina mental dan kepribadian serta telah
mencetak pemimpin-pemimpin muda andal yang notabene sebelumnya punya
basic aktifis di Gerakan Pramuka," ujar Rizaldi mengakhiri.
Sumber : http://jambi.tribunnews.com/2013/09/23/lebih-berkualitas-karena-pramuka
0 komentar:
Posting Komentar