Walau
mulai mereda pada Jumat pagi ini, namun dampak hujan abu vulkanik gunung
berapi aktif di Tanah Air itu masih terjadi. Paling tidak,
operasionalisasi empat bandar udara utama di Jawa Tengah dan Jawa Timur
terhenti sementara dengan alasan keselamatan penerbangan.
Bersama
Gunung Merapi, Gunung Kelud termasuk gunung berapi paling aktif di
Tanah Air, dengan frekuensi letusan cukup dekat. Untuk Gunung Kelud,
tercatat dia meletus pada 1955, 1965, 1966, 1990, 2007, dan kini 2014.
Wartawan
ANTARA di Blitar, Jawa Timur, sejak pukul 02.30 WIB ini gunung berapi
itu sudah tidak lagi menyemburkan lava pijar. Bersama Kediri, Blitar
merupakan salah satu kota paling dekat dengan Gunung Kelud sehingga
aktivitas dia bisa disaksikan secara visual.
Belum diperoleh keterangan dari pihak berwenang, mengapa semburan
lava pijar, dan suara gemuruh disertai bunyi geluduk yang semula
terdengar gaduh itu tiba-tiba menghilang dan suasana langit di atas
Gunung Kelud menjadi sunyi.
Namun, sejak pukul 02.30 WIB Jumat itulah terjadi hujan abu sangat
lebat menyelimuti beberapa kawasan di Jawa Timur dan diperkirakan mulai
reda sejak pukul 08.00 WIB.
Bahkan, Surabaya yang berjarak 120 kilometer dari Kediri dan 146
kilometer dari Blitar (Kelud berada di kawasan Kediri-Blitar) pun tak
luput dari hujan abu itu.
"Sejak pagi, hujan abu turun, sehingga genteng rumah kami
diselimuti abu," kata warga Margorejo, Surabaya, Sutrisno, sesaat hendak
berangkat kerja, Jumat pagi.
Oleh karena itu, dia mengenakan masker dan helm. "Kabarnya memang
Gunung Kelud meletus semalam," kata karyawan yang selalu mengendarai
sepeda motor itu.
Dari Surabaya, ANTARA melaporkan,
warga kota mengenakan masker, helm, payung, dan sapu tangan untuk
menepis abu letusan Gunung Kelud.
Selain itu, sejumlah kendaraan bermotor terlihat menyalakan lampu
dan berjalan agak pelan, karena jarak pandang juga hanya ratusan meter
akibat tertutup debu.
Hingga pukul 07.00 WIB Jumat, hujan abu masih terlihat menerpa
kota. "Mirip salju kecil di luar negeri," kata warga Wonocolo, Anas.
Sebagian ibu-ibu yang berbelanja di pagi hari terlihat membawa
payung dan sebagian lagi menutup muka dengan sapu tangan. "Kalau tidak
begini, mata bisa kelilipan," kata warga Jemurwonosari, Santi.
Apalagi, embusan angin di Kota Pahlawan terlihat agak kencang,
sehingga anak-anak sekolah pun mengenakan kacamata, masker, dan sebagian
berjalan dengan mengenakan helm.
Sementara itu, mobil, mikrolet, bus kota, dan sepeda motor di
jalanan juga terlihat kotor akibat diselimuti debu, bahkan sejumlah
mobil mewah pun tampak kotor sekali.
Tidak hanya itu, tebaran abu Gunung Kelud juga sampai ke daerah
Selorejo di wilayah timur Kabupaten Blitar yang berbatasan dengan
Ngantang, Kabupaten Malang.
"Kami heran, beberapa jam setelah Gunung Kelud dilaporkan meletus,
pukul 22.59 WIB Kamis malam tadi, tebaran abu vulkanik sudah sampai
daerah kami di wilayah bagian utara Selorejo," ujar Darmiyati, warga
setempat.
Senada dengan itu, warga Kutukan, wilayah utara Kecamatan Garum,
Kabupaten Blitar --daerah "garis merah" yang harus diungsikan--, Isnu
mengaku warga masih berbondong-bondong mengungsi di bawah tebaran abu
dari letusan Gunung Kelud.
"Daerah saya kira-kira tujuh kilometer dari puncak Gunung Kelud,
semua warga harus diungsikan. Alhamdulillah, listrik masih menyala,
sehingga kondisinya terang," ujarnya.
Hingga dini hari itu, warga masih banyak yang begadang di
pinggir-pinggir jalan yang tidak terhalang gedung dan pepohonan,
sehingga bisa menyaksikan semburan lava pijar dan "tatit" (kilat) dari
Gunung Kelud.
Umumnya, mereka merasa heran, karena sebagian daerah yang jauh
sudah dilanda abu dan kerikil, sementara yang cukup dekat, seperti
Kecamatan Talun, masih aman.
"Mudah-mudahan daerah sekitar komplek perumahan ini tetap aman
seperti malam ini, tanpa tebaran abu, apalagi kerikil," ujar Prima,
warga Perumahan Pondok Delta, Kaweron, Kecamatan Talun, yang begadang
bersama banyak warga setempat.
Penerbangan Tertunda
Dampak letusan Gunung Kelud bukan hanya hujan abu, namun lima
penerbangan pesawat di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo
pun tertunda akibat landasan pacu di bandara itu tertutup hujan abu
itu.
"Sampai pukul 05.00 WIB, empat penerbangan dari Surabaya yang
tertunda keberangkatannya dan satu kedatangan pesawat yang terlambat,"
kata Petugas Bertanggungjawab Bandara Internasional Juanda, Herdiono, di
Surabaya, Jumat.
Menurut dia, penerbangan yang tertunda itu Citilink rute
penerbangan Surabaya-Jakarta dan Surabaya-Lombok, lalu Garuda Indonesia
(Surabaya-Makassar dan Surabaya-Jakarta).
"Untuk kedatangan pesawat yang terlambat yakni armada Citilink dari Jakarta menuju Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Manajer Umum Bandara Internasional Juanda, Trikora
Harjo, mengemukakan, Terminal 2 Bandara Internasional Juanda sangat
ramai, meskipun terpaan abu Gunung Kelud masih menyelimuti.
"Hujan abu Gunung Kelud turun sangat tebal sehingga masuk di titik
pertemuan. Bahkan, sejumlah petugas kebersihan menyapu debu yang masuk,"
katanya.
Namun, tambah dia, secara keseluruhan abu Gunung Kelud belum
mengganggu penerbangan. Sampai sekarang, pihak PT Angkasa Pura I masih
berkoordinasi dengan otoritas bandara dan navigasi.
"Apalagi, kondisi ini sangat terkait keselamatan masyarakat," katanya.
Namun, Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta ditutup total
sejak Jumat, akibat hujan abu dari letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa
Timur.
"Sejak penerbangan pertama tadi sekitar pukul 05.55 WIB, seluruh
aktivitas penerbangan ditutup total," kata Humas PT Angkasa Pura I
Cabang Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Faizal Indra.
Menurut dia, alasan penutupan karena hujan abu yang cukup tebal di Yogyakarta dan sekitarnya.
"Alasan lain karena jarak pandang pilot hanya 200 meter dan ini
sangat berbahaya karena jarak pandang ideal seharusnya 2.000 meter,"
katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi dari operator maskapai
penerbangan, abu vulkanik ini juga dapat merusak mesin pesawat. "Dengan
alasan keselamatan penerbangan maka seluruh aktivitas penerbangan
ditutup hari ini, Jumat," katanya.
Selain Yogyakarta, penerbangan di Bali juga terkena dampaknya.
Sejumlah penerbangan domestik dari Bandar Udara Internasional Ngurah
Rai, Bali, tujuan Yogyakarta ditunda.
Ratusan pemakai jasa penerbangan memadati loket-loket tiket
maskapai penerbangan untuk menunggu kepastian keberangkatan mereka.
Penutupan jalur penerbangan juga terjadi di Bandara Adi Soemarmo,
Boyolali, sehingga tidak ada pesawat terbang yanga tiba maupun berangkat
untuk sementara waktu.
Menurut Duty Manager Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Kadari, akibat
hujan abu vulkanik dari Gunung Kelud penerbangan di bandara ini, untuk
sementara ditutup sejak Jumat sekitar pukul 07.00 WIB hingga Sabtu
(15/2).
"Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo untuk sementara ditutup hingga
Sabtu (15/2). Karena, abu vulkanik menyelimuti kawasan bandara bisa
membahayakan penerbangan," kata Kadari.
Tidak hanya penerbangan, pelajar pun terganggu. Dinas Pendidikan
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, juga meminta kepada siswa sekolah untuk
menggunakan masker selama menjalani aktivitas di sekolah, menyusul
terjadinya hujan abu akibat letusan Gunung Kelud di Kediri.
"Siswa sekolah di Kabupaten Sidoarjo wajib menggunakan masker
selama menjalani aktivitas di sekolahnya. Selama menjalani aktivitas di
sekolah, siswa wajib menggunakan masker untuk melindungi saluran
pernafasan dari abu akibat letusan Gunung Kelud," kata Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Mustain Baladan.
Lain halnya dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Dinas
Pendidikan di Kota Pelajar itu memutuskan untuk meliburkan semua
kegiatan belajar mengajar di sekolah karena hujan abu letusan Gunung
Kelud di Jawa Timur yang masih terus turun di wilayah tersebut.
"Pada hari ini, Jumat ini, kami mengambil kebijakan untuk
meliburkan sekolah dan meminta siswa belajar di rumah," kata Kepala
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Suasana.
Kebijakan serupa
juga dikeluarkan Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, yang
memerintahkan kepala sekolah untuk meliburkan siswanya akibat hujan abu
vulkanik dari letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.
"Seluruh sekolah di Kota Solo sudah saya perintahkan untuk
diliburkan guna mengantisipasi kesehatan para siswa akibat hujan abu,"
kata Rudyatmo.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/418952/letusan-gunung-kelud-mulai-berdampak-di-jawa-timur-jawa-tengah