Mungkin itu lah yang terpikirkan ketika saya membaca sebuah artikel yang ada di web resmi Kwarda Riau. Betapa tidak artikel yang memuat tentang Jambore Malaysia yang akan dilaksanakan pada bulan oktober mendatang hanya bisa di ikuti oleh Pramuka Tajir. Sebab untuk mengikuti acara tersebut seorang anggota Pramuka harus merogoh kantong sebanyak Rp.3.150.ooo belum lagi dengan biasa administrasi dan paspor.
Sungguh Miris hidup pramuka di povinsi yang kononnya terkaya di Indonesia ini. Untuk berangkat mengikuti kegiatan saja harus membayar uang sebanyak itu. Jadi tidak ada harapan untuk pramuka yang miskin merasakan bagaimana enaknya berkumpul dengan manusia-manusia pandu dari seluruh negara Asean.
yang mungkin sudah memang nasib, mengikuti pramuka hanya untuk latihan saja, jangankan untuk mengikuti kegiatan di luar negri, untuk mengikuti kegiatan tingkat provinsi saja sangat sulit. ketika ditanyakan kepemerintah daerah apakah tidak ada anggaran untuk kegiatan pramuka, selalu di jawab anggran sudah dicairkan dan di serahkan kepada kwarcab dan kwarran tetapi ketika hal tersebut ditanyakan kepada pihak Kwarcab atau Kwarran pasti mereka menjawab anggran sudah habis. tak tau pergi kemana anggran yang banyak yang diberikan pemda. sedangkan untuk merasakan kegiatan saja sangat sulit jika ingin merasakan kegiatan harus buat kegiatan sendiri dengan dana sendiri, atau ikut dengan kegiatan dengan dana sendiri, tetapi giliran mendapat nama,,,oh itu anggota saya, si anu pramuka kab itu, semuanya ingin numpang nama.
Apakah akan selamanya begini, sedangkan dalam pidatonya Presiden SBY mengintruksikan seluruh pemerintah mendukung kegiatan Pramuka, Revitalisasi Pramuka sudah di dengung-dengung kan. namun itu hanyalah harapan tanpa adanya dukungan semua itu hanyalah seperti syair saja tidak ada artinya.
Sumber :allvoices.com
Sungguh Miris hidup pramuka di povinsi yang kononnya terkaya di Indonesia ini. Untuk berangkat mengikuti kegiatan saja harus membayar uang sebanyak itu. Jadi tidak ada harapan untuk pramuka yang miskin merasakan bagaimana enaknya berkumpul dengan manusia-manusia pandu dari seluruh negara Asean.
yang mungkin sudah memang nasib, mengikuti pramuka hanya untuk latihan saja, jangankan untuk mengikuti kegiatan di luar negri, untuk mengikuti kegiatan tingkat provinsi saja sangat sulit. ketika ditanyakan kepemerintah daerah apakah tidak ada anggaran untuk kegiatan pramuka, selalu di jawab anggran sudah dicairkan dan di serahkan kepada kwarcab dan kwarran tetapi ketika hal tersebut ditanyakan kepada pihak Kwarcab atau Kwarran pasti mereka menjawab anggran sudah habis. tak tau pergi kemana anggran yang banyak yang diberikan pemda. sedangkan untuk merasakan kegiatan saja sangat sulit jika ingin merasakan kegiatan harus buat kegiatan sendiri dengan dana sendiri, atau ikut dengan kegiatan dengan dana sendiri, tetapi giliran mendapat nama,,,oh itu anggota saya, si anu pramuka kab itu, semuanya ingin numpang nama.
Apakah akan selamanya begini, sedangkan dalam pidatonya Presiden SBY mengintruksikan seluruh pemerintah mendukung kegiatan Pramuka, Revitalisasi Pramuka sudah di dengung-dengung kan. namun itu hanyalah harapan tanpa adanya dukungan semua itu hanyalah seperti syair saja tidak ada artinya.
Sumber :allvoices.com
0 komentar:
Posting Komentar